Ambruknya Koalisi 10 Kursi
Ahmad Basir maju pilkada Balikpapan tidak kosongan. Awalnya, dia sudah membangun komunikasi politik. Bahkan melahirkan koalisi 10 kursi. Yang kini bubar. Itulah dinamika politik. Tiap detik bisa berubah.
Komunikasi politik itu dibangun Basir sejak di DPRD Balikpapan. Akhirnya menelurkan surat kesepakatan bersama. Antara 5 partai. Yakni Nasdem (3 kursi di DPRD Balikpapan), PPP (3 kursi), Hanura (2 kursi), Perindo (1 kursi), dan PKB (1 kursi). Sudah melewati batas mendaftar di KPU. Yakni 9 kursi di DPRD. Surat itu ditandatangani di atas materai. Per tanggal 10 Juni 2020. Oleh para ketua partai dan sekretaris. Lantas menurut Basir, kesepakatannya berlanjut dengan masing-masing pengurus partai tadi melanjutkan ke pusat. Sampai ada surat rekomendasi dan keputusan. Untuk mengusung nama Ahmad Basir dalam pilkada Balikpapan. Baca Juga: Perjalanan Basir: Pejuang Demokrasi yang Kehilangan Perahu (1) Surat itu bahkan diacarakan. Ada pertemuan pada Minggu 21 Juni lalu. Di posko pemenangan Basir. Jalan Manunggal, Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan. Basir saat itu tiba terakhir. Sekitar pukul 12.30. mengenakan kaus biru lengan panjang, dia menyapa para ketua partai koalisi yang lebih dulu hadir. Para ketua partai dan Basir dihiasi senyum saat itu. Menegaskan ke awak media yang meliput, bahwa inilah koalisi penantang. “Saat itu saya yakin internal partai berjalan. Ternyata tidak mulus. Saya pikir, semuanya berjalan. Faktanya dinamikanya tidak begitu. Ada yang tidak jalan,” katanya. Baca juga: Perjalanan Basir: Pejuang Demokrasi yang Kehilangan Perahu (2) Yang komitmen hingga akhir ditunjukkan Nasdem. Dengan keluarnya SK DPP Nasdem Nomor 180 Kpts/DPP-Nasdem/VIII/2020 keluar pada 31 Agustus 2020. Ditandatangani oleh Surya Paloh dan Johnny G Plate. Mengusung nama Basir dan calon wakil wali kota yang dirahasiakannya. “Sengaja saya tidak sebut. Agar posisi beliau tidak susah,” kata Basir. Nama ini diketahui dari unsur pemerintahan. Baca juga: Perjalanan Basir: Pejuang Demokrasi yang Kehilangan Perahu (3) Disusul Hanura. Kisah Hanura ini cukup seru. Sempat dua kali keluar SK. Dengan nama calon berbeda. Namun pada akhirnya Hanura mengusung Basir. Dengan SK Nomor 194/B.3/DPP-HANURA/IX/2020 per tanggal 1 September 2020. Ditandatangani Oesman Sapta dan Gede Pasek Mahardika. Basir juga sempat mendapatkan surat rekomendasi dari DPP PKB. Yang berujung pada surat Keputusan DPP PKB Nomor 3346/DPP/01/VIII/2020, yang menetapkan Basir sebagai calon wali kota Balikpapan. Namun belakangan dukungan PKB ini berpindah ke calon lain. Sehari sebelum pendaftaran di KPU. Baca juga: Perjalanan Basir: Pejuang Demokrasi yang Kehilangan Perahu (4) Sementara untuk PPP, sempat keluar surat rekomendasi No 2627/REK/DPP/VIII/2020. Namun bersama Perindo, hingga akhir tidak keluar SK pusat untuk nama Basir. Pada akhirnya PKB, Perindo dan PPP pada memihak calon lain. Soal ini, Basir tidak menyesal. Dia hanya bergumam. “Beginilah politik,” katanya. (***/bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: