Timor Leste Didera Kemiskinan Akut

Timor Leste Didera Kemiskinan Akut

Zona Priangan, nomorsatukaltim.com - Timor Leste masih terus dihantui kemiskinan. Dua dekade lalu, sejak merdeka dari Indonesia, kini negara tersebut berada di urutan ke-152 dari 162 negara termiskin di dunia.

Menurut survei yang diadakan MPI pada 2020, Timor Leste memiliki nilai kemiskinan sebanyak 0,210 atau 45,8 persen. Berdasarkan survei tahunan pada 2019, terdapat 559.000 orang yang berada di bawah kemiskinan atau 45,7 persen.

Jumlah tersebut lebih banyak dibanding tahun 2018: sebanyak 581.000 orang. Populasi yang termasuk parah mengalami kondisi kemiskinan di Timor Leste terdapat 16,3 persen menurut survei MPI 2020.

Ada 26,1 persen orang yang rentan mengalami kemiskinan. Terdapat 27,8 persen rakyat Timor Leste yang mendapat kesehatan layak berdasarkan survei pada 2019. Sementara dalam bidang pendidikan ada 24,2 persen orang yang berhasil memerolehnya.

Masuknya Timor Leste sebagai negara miskin dunia dilaporkan oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP). UNDP merupakan salah satu sistem PBB untuk memaksimalkan potensi negara-negara dunia. Dalam sisi pembangunan. Termasuk di Timor Leste.

Sejak 1999, UNDP berperan dalam pemulihan pasca-konflik dengan Indonesia. Namun sampai saat ini, yang didapat Timor Leste malah kemunduran ekonomi plus pandemi corona.

Program tersebut menyasar pembangunan berkelanjutan dan kini berfokus menempatkan Timor Leste pada pemerintahan yang demokratis dan efektif. Ditambah, berfokus pula dalam pengelolaan lingkungan.

Berdasarkan laporan dari UNDP Timor Leste, sejak negara tersebut merdeka atau pada 20 Mei 2002, terdapat 3 bidang yang menjadi fokus UNDP untuk membantu Timor Leste berkembang.

Bidang-bidang tersebut bertujuan untuk membina budaya pemerintahan demokratis yang efektif dan efisien, pengurangan kemiskinan, pengelolaan sumber daya lingkungan, dan kohesi sosial serta pencegahan konflik.

Kondisi perekonomian yang mencekik ini diperparah dengan adanya pandemi corona yang menerjang seluruh dunia. Tak terkecuali Timor Leste. Akibatnya, banyak warga yang kehilangan pekerjaan dan tak mampu membayar kredit perbankan.

Untuk itu, mantan Presiden Timor Leste, Ramos Horta, meluapkan murkanya pada Banco Central Timor-Leste (BCTL) atau Bank Sentral Timor Leste.

Ramos menulis opininya tentang kondisi perekonomian Timor Leste saat ini. Ia menyesalkan bank sentral yang bungkam terhadap bunga-bungan yang terlampau tinggi dari bank-bank asing seperti BNU/CGS, Mandiri, BRI, dan ADZ Bank. Yang rata-rata mencapai 16 persen.

“Pada tahun 2019, cabang-cabang dari bank asing yang disebutkan di atas mengambil simpanan hampir $ 1 miliar. Sebuah pertanyaan yang harus ditanyakan dan harus dijawab, mengapa bank asing yang memberikan pinjaman paling sedikit dan memberikan pinjaman dengan bunga mematikan adalah pilihan BCTL (dan banyak lembaga publik) yang disukai untuk menyimpan dolar negara kita?” tanyanya.

“Apakah simpanan ini disimpan di Timor Leste atau digunakan untuk mendanai dan memperoleh bunga di luar negeri untuk bank asing ini?” lanjutnya.

Ia mengaku sudah berbincang dengan ratusan pemimpin global. Untuk menyerukan penghapusan hutang-hutang negara dunia ketiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: