Bangun Sekolah Terpadu di 5 Kecamatan, Bupati Mahulu Minta Camat Siapkan Lahan
Sendawar, nomorsatukaltim.com – Rencana Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) untuk mendirikan sekolah terpadu di lima kecamatan, telah diinstruksikan oleh Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh SH kepada para camat.
“Instruksi agar para camat menyiapkan lahan untuk pembangunan komplek sekolah dasar (SD) terpadu,” kata Bupati Bonifasius Belawan Geh, usai meresmikan Gedung SDN 007 Kampung Mamahak Besar, Kecamatan Long Bagun, Selasa (22/9/2020). Bupati mengharapkan, di lima kecamatan se-Mahulu akan berdiri SD terpadu, lengkap dengan seluruh fasilitas penunjangnya. Dari segi infrastrukturnya, diharapkan Mahulu memiliki SD terpadu seperti di Mamahak Besar. “Minimal di setiap kecamatan ada SD terpadu. Diupayakan mulai dari PAUD, SD, SMP, dan SMA. Meskipun SMA kewenangan provinsi, tapi bisa diminta agar daerah Mahulu bisa membangun infrastrukturnya yang bagus,” terangnya. Terkait dengan rencana pembangunan sekolah terpadu di setiap kecamatan, Bupati Bonifasius telah menyampaikan langsung kepada para camat saat setiap kunjungannya ke lima kecamatan. “Saya sudah sampaikan berulang kali dalam setiap kunjungan. Agar disiapkan lahan untuk pembangunan sekolah terpadu. Pemkab masih menunggu, semoga tahun depan lahan sudah siap, pasti akan dibangun gedung sekolah dasar terpadu sama seperti SD 007 Mamahak Besar,” bebernya. Soal pembiayaan sekolah terpadu, Bupati menegaskan bahwa Pemkab Mahulu akan berupaya maksimal membiayai. “Sekarang dalam membangun sekolah terpadu percontohan di Mamahak Besar menggunakan pembiayaan dari APBD Mahulu. Namun ke depan diupayakan agar dapat pembiayaan dari provinsi dan pusat,” ucapnya. “Karena untuk percepatan pembangunan Mahulu, kemampuan APBD sangat minim. Untuk percepatan pembangunan bidang kesehatan dan pendidikan, memang harus ada bantuan dari pusat dan provinsi,” tukas Bupati Bonifasius. Bupati Bonifasius Belawan Geh juga memerintahkan agar Dinas Pendidikan Mahulu dapat berperan aktif menggiatkan para guru pendidik, memaksimalkan penggunaan gedung sekolah terpadu yang sudah dibangun Pemkab Mahulu di Mamahak Besar. Terkait hal itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Mahulu, Veridiana Hendoq mengakui bahwa dia akan melaksanakan perintah Bupati secepatnya. “Hingga saat ini peran guru di semua sekolah se-Mahulu sudah diupayakan agar aktif dalam proses belajar mengajar. Sejak pemekaran Kabupaten Mahulu, para guru yang pendidikannya belum sarjana diupayakan kuliah di Universitas Terbuka,” urai Hendoq. Hal itu untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) para guru pendidik. Yaitu mulai dari guru PAUD dan SD). “Sedangkan guru SMP mungkin semuanya sudah sarjana,” papar Kadisdik Veridiana Hendoq. Untuk pembiayaan perkuliahan para guru PAUD dan SD itu ditanggung oleh Pemkab Mahulu. Hal itu didukung kuat oleh Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh. “Anggarannya sudah diberikan kepada kami (Disdik Mahulu). Tahun 2020 ini Disdik akan mengupayakan operator untuk sekolah se-Mahulu. Hal itu sangat penting, karena saat ini semua sekolah dengan sistem online atau daring,” paparnya.Vicon dengan Kemendikbud
Kondisi seluruh sekolah pada era ini di Indonesia menggunakan sistem online atau daring. Menurut Kadisdik Mahulu Veridiana Hendoq, tidak ada alasan kendala daerah terjauh, terluar dan terpencil blank spot atau tidak ada jaringan internet. Hal itu diketahui saat Kadisdik melakukan video conference (Vicon) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum lama ini. “Tidak boleh lagi mengatakan tidak ada jaringan internet. Disdik harus mengupayakan mencari di mana ada spot atau jaringan internet yang kuat di daerah itu. Sehingga pendidikan dapat berjalan normal,” terangnya. “Saya sarankan kepada sekolah se-Mahulu jangan mengatakan jaringan internet tidak kuat di daerahnya. Tapi cari di mana titik jaringan internet yang kuat. Hal itu untuk melaporkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) setiap hari,” urai Veridiana Hendoq. Kadisdik juga menuturkan, peningkatan SDM guru pendidik di PAUD dan SD se-Mahulu hingga saat ini sudah mencapai 90 persen. Menurutnya, untuk menjadi kepala sekolah saja, seorang guru pendidik harus pernah mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) BPG. Wajib berpikir kritis (Literasi) dan mengikuti Diklat Penguatan kepala sekolah. “Harus memiliki kompetensi untuk mengelola sekolah. Begitu juga para guru, makanya wajib pendidikannya sarjana,” pungkasnya.(adv/imy/zul)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: