Pemkot Samarinda Khawatir Pasien Isolasi Mandiri Tak Disiplin

Pemkot Samarinda Khawatir Pasien Isolasi Mandiri Tak Disiplin

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Pasien yang terpapar virus corona masih terus bertambah. Tapi, tidak semua pasien melakukan isolasi di rumah sakit. atau di tempat karantina yang disiapkan pemerintah. Ada yang melakukan isolasi mandiri. Tergantung dengan kondisi pasien itu. Sekretaris Daerah Kota Samarinda, Sugeng Chairuddin mengatakan sebagian besar pasien yang terpapar melakukan isolasi di rumah mereka sendiri. Karena memang hanya memiliki gejala ringan. Karantina mandiri ini dilakukan agar mengurangi kapasitas rumah sakit. “Kapasitas rumah sakit ini kan terbatas. Jadi, tidak semua pasien COVID-19 dirawat di rumah sakit. Kecuali, pasien itu memiliki komorbit yang memang harus mendapat penanganan ekstra,” katanya saat dihubungi Nomor Satu Kaltim, Jumat (18/9/2020). Namun, ada kekhawatiran dari Pemkot Samarinda. Karena, pasti sulit untuk melakukan pengawasan kepada pasien yang melakukan isolasi mandiri. Mereka cemas kalau saja pasien ini tidak disiplin. Sehingga, berpotensi menimbulkan masalah baru lagi. “Kita melihat perilaku warga kita yang masih suka keluyuran. Kurangnya pengetahuan mengenai langkah penanganan isolasi secara mandiri. Bisa saja kasus yang terus bertambah tadi hasil kontak dari pasien yang terkonfirmasi ringan ini tadi,” ungkapnya. Di sisi lain, sugeng pun menyadari keterbatasan ruangan untuk melakukan isolasi di Samarinda tidak cukup. Walaupun semua rumah sakit bisa melakukan isolasi. Ada juga Bapelkes yang disiapkan. Tapi tetap tidak bisa mengakomodir semua pasien COVID-19 yang terus bertambah tiap hari. “Kita sih sudah ada ditawarkan kembali untuk membuka ruang karantina baru. Hanya saja, tidak semudah yang dibayangkan. Banyak yang harus dipertimbangkan. Kita juga keterbatasan tenaga kesehatan,” jelasnya. Untuk itu, ia mendesak kepala Dinas Kesehatan agar segera membuat panduan untuk pasien yang melakukan isolasi di rumah mereka. Agar pasien ini dapat mengetahui kegiatan yang bisa dilakukan selama 15 hari mereka melakukan karantina. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Samarinda Ismed Kusasih menambahkan, memang kapasitas ruang isolasi sangat terbatas. Sehingga, harus memilah pasien yang harus dirawat. Alhasil, tidak memungkinkan untuk merawat pasien yang memiliki gejala ringan. Selain kendala tempat isolasi, tenaga medis pun kurang. Di Bapelkes saja, masih membutuhkan dokter tiga sampai empat orang. “Oleh itu, kami arahkan mereka yang gejala ringan tadi untuk melakukan isolasi mandiri saja di rumah. Karena selain mengurangi beban biaya perawatan, juga keterbatasan tenaga kesehatan jadi pertimbangan,” pungkasnya. (mic/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: