Perekonomian Rusia Minus 8 Persen

Perekonomian Rusia Minus 8 Persen

Dua orang polisi yang mengenakan masker berpatroli di Lapangan Merah Moskow, Rusia. (XINHUA)

Moskow, nomorsatukaltim.com - Ekonomi Rusia berkontraksi di kuartal II-2020 ini. Bahkan dari data terbaru, secara tahunan (yoy), ekonomi Rusia minus 8 persen dari April hingga Juni 2020.

Padahal sebelumnya, ekonomi di kuartal I melaju 1,6 persen. Kontraksi ini merupakan penurunan paling tajam sejak kuartal III-2009.

Laporan Dinas Statistik Federal (Rosstat) menyebut, pandemi corona (COVID-19) yang membuat penguncian (lockdown) menjadi penyebab. Termasuk penurunan harga minyak.

Sektor pertambangan minus 12,8 persen dan manufaktur minus 7,9 persen. Perdagangan grosir dan eceran minus 12,7 persen. Sedangkan angkutan dan penyimpanan minus 19,3 persen.

Menteri Pembangunan Ekonomi, Maxim Reshetnikov mengatakan, kementerian akan mempresentasikan ramalan terbaru dari pembangunan sosial-ekonomi. Dengan penilaian situasi yang lebih positif.

Rusia kini menduduki posisi keempat dengan kasus positif corona terbanyak di dunia. Setidaknya tercatat 1.041.007 kasus positif, 18.135 meninggal, dan 856.458 pasien berhasil sembuh per Kamis (10/9).

Sebelumnya, World Bank (Bank Dunia) memproyeksikan Rusia masuk ke jurang resesi. PDB Rusia akan minus 6 persen. Level terendah 11 tahun terakhir.

Penurunan pertumbuhan ekonomi Rusia semakin diperburuk oleh jatuhnya harga minyak. Turun 53 persen antara Januari dan Mei 2020. Pemulihan akan moderat di 2021-2022.

“Ada dampak langsung dari resesi yang dipicu pandemi. Seperti peningkatan tajam pengangguran, penurunan upah riil, penurunan pendapatan fiskal, dan melemahnya sektor perbankan,” kata Apurva Sanghi, Penulis Utama Studi dan Ekonom Utama untuk Bank Dunia di Rusia.

“Berita yang menggembirakan adalah bahwa kebijakan makro-fiskal yang hati-hati dan akumulasi penyangga telah memungkinkan pihak berwenang untuk menerapkan langkah-langkah stabilisasi yang efektif.”

Resesi adalah situasi di mana aktivitas ekonomi negatif 2 kuartal berturut-turut. Dalam satu tahun. Karena itu, bila kuartal III nanti ekonomi negatif, negara Putin bisa terjun ke resesi. (cnbc/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: