Tak Mau Kalah, Kasus DBD Mulai Saingi COVID-19 di Balikpapan

Tak Mau Kalah, Kasus DBD Mulai Saingi COVID-19 di Balikpapan

Ilustrasi. (Putri/nomorsatukaltim)

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Beriman mencapai ribuan. Membayangi tingginya kasus COVID-19. Jika tak diantisipasi, bisa terjadi lonjakan dini. Risiko kematian juga cukup tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan Andi Sri Juliarty menyebut sudah ada 6 kasus DBD berujung kematian. Kasus tertinggi ada di Balikpapan Utara dengan 260 kasus. Satu meninggal. Di Balikpapan Kota ada 146 kasus. Dua diantaranya meninggal. Kemudian di Balikpapan Timur dengan 151 kasus dimana satu meninggal. Sedangkan terendah di Balikpapan Barat. Cuma 85 kasus. Tak ada yang meninggal pula.

Menurutnya kasus DBD terbanyak masih di wilayah Kecamatan Balikpapan Utara. Di Kelurahan Batu Ampar, tepatnya di Graha Indah. Untuk di wilayah Kecamatan Balikpapan Selatan, pihaknya mencatatkan kasus DBD tertinggi ada di seputaran Sepinggan. Sedangkan di Kecamatan Kota, ditemukan kasus DBD di daerah Klandasan. "Selain itu di Muara Rapak dan Gunung zsamarinda juga cukup tinggi (kasus DBD)," bebernya lagi.

Ilustrasi. (Putri/nomorsatukaltim)

Menanggapi hal itu, Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan Muhammad Taqwa mengaku prihatin. Ia menyebut akar permasalahan meningkatnya kasus DBD tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Menurutnya masyarakat harus aktif. Khususnya menjaga lingkungannya masing-masing. "Kondisi saat ini memang sulit. Pemerintah, masyarakat dan semua stakeholder harus bahu membahu mengatasi hal ini," ujarnya, saat ditemui, di Sekretariat DPRD Balikpapan, Rabu (9/9) kemarin.

Menurutnya wabah DBD tidak boleh dipandang sebelah mata. Angka kasus DBD dikawatirkannya terus meningkat jika tidak dibarengi upaya-upaya nyata. "Sekarang ini cuma satu jawabannya. Yakni melibatkan masyarakat. Kita enggak bisa bergantung kepada pemerintah untuk meminimalisasi hal seperti ini," ungkapnya.

Sebab, lanjut Taqwa, pemerintah sedang fokus untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Di samping itu, menurutnya dinkes juga sudah melakukan upaya dan langkah prefentif melalui jaringannya sampai ke tiap RT untuk meminimalisir penambahan kasus DBD. "Sekarang bagaimana kita sama-sama menjaga. Tidak dipungkiri ini (DBD) bisa jadi masalah besar nanti. Ini butuh kerjasama semua pihak," imbuhnya. (ryn/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: