Demonstran di Norwegia Sobek dan Ludahi Alquran

Demonstran di Norwegia Sobek dan Ludahi Alquran

Kerusuhan yang dipicu aksi pembakaran Alquran. (IST)

Oslo, nomorsatukalatim.com – Negara-negara Skandinavia dilanda kerusuhan yang dipicu oleh demonstrasi anti-Islam. Demo itu diwarnai dengan aksi membakar dan meludahi Alquran.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (29/8), sekitar 300 orang turun ke jalanan wilayah Malmo, Swedia, dengan aksi kekerasan yang meningkat seiring berlalunya malam.

Orang-orang itu menghadiri aksi anti-Islam yang masih terkait insiden sehari sebelumnya. Saat pengunjuk rasa membakar salinan kitab suci Islam tersebut.

Rasmus Paludan, pemimpin partai garis keras anti-imigran Denmark, melakukan perjalanan ke Malmo untuk berbicara dalam aksi anti-Islam itu, yang diadakan pada hari yang sama dengan ibadah salat Jumat.

Tetapi pihak berwenang mencegah kedatangan Paludan dengan mengumumkan bahwa dia telah dilarang memasuki Swedia selama dua tahun. Dia kemudian ditangkap di dekat Malmo.

"Kami menduga dia akan melakukan pelanggaran hukum di Swedia," kata Calle Persson, juru bicara polisi di Malmo kepada AFP.

"Ada juga risiko bahwa perilakunya akan menjadi ancaman bagi masyarakat."

Tetapi para pendukungnya tetap melanjutkan aksi. Kemudian tiga orang ditangkap. Karena dianggap menghasut kebencian rasial.

Paludan kemudian memposting pesan menyindir via Facebook.

"Dipulangkan dan dilarang masuk ke Swedia selama dua tahun. Namun, pemerkosa dan pembunuh selalu diterima!" tulisnya.

Paludan dikenal sudah berulangkali melakukan provokasi terhadap Islam.

Selain itu, demonstrasi serupa juga melanda ibu kota Norwegia, Oslo. Demonstrasi ini diwarnai aksi meludahi Alquran.

Kerusuhan di Oslo itu terjadi pada hari Sabtu waktu setempat. Insiden ini mendorong pihak berwenang untuk mengakhiri acara lebih awal.

Unjuk rasa yang diorganisir oleh kelompok Stop Islamization of Norway (SIAN) tersebut berlangsung di dekat gedung parlemen. Ratusan pengunjuk rasa tampak berkumpul, menabuh genderang dan meneriakkan, "Tidak ada rasis di jalanan kami."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: