Warga Kulit Hitam di Amerika Kembali Ditembak
New York, nomorsatukaltim.com - Penembakan warga kulit hitam oleh polisi kembali terjadi di Amerika Serikat (AS) dada Minggu (23/8) sore waktu setempat. Kali ini terhadap Jacob Blake (29). Di wilayah negara bagian Wisconsin. Sehingga memicu protes masyarakat.
Ben Crump, yang menyebut dirinya ditunjuk untuk mewakili keluarga korban, mengatakan bahwa Blake tengah mencoba menurunkan ketegangan insiden rumah tangganya ketika polisi menembaknya pertama kali dengan pistol kejut listrik.
“Ketika dia berjalan untuk memeriksa anak-anaknya, polisi menembakkan senjata mereka beberapa kali ke punggung Blake pada jarak dekat. Ketiga anak laki-laki Blake hanya beberapa meter jauhnya dan menyaksikan polisi menembak ayah mereka,” kata Crump.
Dalam sebuah video amatir, Blake terlihat berjalan menuju mobil dan diikuti oleh dua orang petugas polisi yang menodongkan pistol ke punggungnya. Kemudian terdengar tujuh suara tembakan selagi Blake yang terlihat tak bersenjata membuka pintu mobil.
Belum diketahui apakah polisi melihat sesuatu di dalam mobil yang menyebabkan mereka menembak Blake, serta belum jelas pula apakah salah satu atau kedua polisi tersebut yang menembaknya.
Blake langsung dilarikan ke rumah sakit. Ia telah menjalani operasi. Sehingga kini dia berada dalam kondisi yang stabil.
Atas peristiwa tersebut, massa berkumpul di lokasi kejadian dengan sejumlah peserta aksi menyalakan api dan melempari polisi dengan bata dan Molotov. Hal ini membuat otoritas terpaksa menutup gedung-gedung publik.
Gubernur Wisconsin Tony Evers, pada hari yang sama, mengerahkan pasukan Penjaga Nasional negara bagian itu ke area Kenosha untuk mengamankan massa.
Evers juga meminta sesi khusus di badan legislatif pada Senin (31/8) pekan depan untuk mengangkat usulan undang-undang yang ditujukan pada penegakan hukum terkait penembakan ini.
Ia yang berasal dari Partai Demokrat mengutuk kejadian yang disebutnya sebagai penggunaan kekuatan secara berlebihan dan eskalasi dalam waktu singkat ketika berhadapan dengan warga kulit hitam Wisconsin.
“Kita harus bangkit dengan gerakan dan momen ini, serta menggunakan empati, juga kemanusiaan kita, serta komitmen teguh untuk menghancurkan siklus rasisme sistemik dan bias terhadap keluarga dan masyarakat kulit hitam,” ujar Evers.
Sementara Pete Deates, ketua Asosiasi Profesi Polisi Kenosha, menyebut Evers bertanggung jawab penuh atas penghakiman yang terburu-buru, serta meminta publik menunggu hingga seluruh fakta diketahui dengan jelas.
Polisi yang melakukan penembakan tersebut telah cuti administratif sementara saat penyelidikan berlangsung. Demikian kata Departemen Kehakiman Wisconsin yang menangani kasus ini. (an/qn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: