Mimpi Pendeta Alex
Bagian Pak Alex yang sekitar 3.000 m2 itu akan tetap dijadikan gereja. Karena itu belakangan Pak Alex ‘pusing’ bagaimana harus mencari uang untuk membiayai interior di gedung baru itu nanti.
Memang Pak Alex belakangan mendirikan ‘Ministry sendiri di Jakarta. Tapi itu bukan gereja. Ministry itu untuk melayani permintaan-permintaan dari jemaat gereja mana pun.
Beliau meninggal ketika masih belum menemukan jalan keluar dari mana mendapat biaya untuk interior itu. Yang tentu mahal sekali. Pak Alex menginginkan interior yang sangat khusus. Yang lebih modern dari interior di Graha Bethany Nginden.
“Sebelum meninggal itu beliau sangat ingin menjual rumah beliau. Ya untuk membiayai interior di gedung baru itu,” ujar orang dekat Pak Alex tersebut.
Rumah yang mana?
“Pak Alex menyebut rumah di Celaket, Pacet, dan rumah di dekat Graha Bethany Nginden,” ujarnya.
Villa yang di Pacet itu (lereng gunung Arjuno, tidak jauh dari tempat wisata Tretes) dulunya sering untuk acara retreat.
“Pak Alex membayangkan akan dapat uang Rp 40 miliar dari menjual rumahnya yang di Celaket. Lalu mendapat Rp 35 miliar dari menjual rumah yang di Nginden. Kata beliau itu cukup untuk membangun interior gereja di Kemayoran itu,” katanya.
Orang-orang dekat itu mengingatkan Pak Alex. Tidak mungkin beliau menjual dua rumah itu. Kan sudah dikuasai anaknya.
“Sampai tiba-tiba meninggal beliau belum mendapat gambaran dari mana biaya untuk menyiapkan interior di gedung baru itu nanti,” ujar orang dekat itu.
Dengan demikian ada dua cita-cita Pak Alex yang belum terwujud sampai beliau meninggal. Yakni gereja di Jakarta itu dan bisa kembali ke Graha Bethany.
Saya bisa merasakan bagaimana di hari tuanya Pendeta Alex tidak bisa masuk ke gereja yang dibangunnya dengan penuh semangat itu. Pun bagaimana ia ‘terusir’ oleh anaknya sendiri: Aswin Tanuseputra. Yang sekarang menguasai gereja itu berikut jaringannya yang luas: Gereja Bethany.
“Beliau terus memimpikan suatu saat bisa kembali ke Gereja Bethany Nginden,” ujar salah seorang yang sangat dekat dengan Pak Alex.
“Kalau beliau bisa kembali,” ujar orang tersebut, “Beliau hanya ingin minta ampun kepada seluruh jemaat tentang apa pun kesalahan yang beliau lakukan. Terutama soal status kepemilikan gereja itu,” ujarnya. “Beliau akan mengembalikan gereja itu menjadi kembali milik umat,” katanya.
Ia mengaku tidak sendirian mendengarkan kata-kata Pak Alex seperti itu. Juga bukan hanya sekali. Ia menyebut nama-nama orang yang ikut mendengarkannya. “Tolong jangan disebut nama-nama itu. Agar jangan sampai ditahan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: