Dari Hobi yang Sama, Target Gowes di Maratua

Dari Hobi yang Sama, Target Gowes di Maratua

KOMUNITAS berseli bertujuan untuk hidup sehat dan mengurangi polusi di Tanjung Redeb

Tanjung Redeb, Disway - Tren sepeda lipat saat pandemik COVID-19 meningkat tajam, tak terkecuali di Kabupaten Berau. Sudah banyak penggemar sepeda tersebut.

Saking banyaknya penggemar sepeda lipat di Berau, kini sudah terbentuk komunitas. Berau Sepeda Lipat atau akrab dengan panggilan Berseli namanya.

Terbentuk sejak 24 Oktober 2019. Itulah satu-satunya komunitas sepeda lipat yang ada di Bumi Batiwakkal. Biasanya, tiap sore ketika tidak hujan, mereka berkumpul di sebuah warung kopi setelah puas mengitari rute kota Tanjung Redeb.

Sebuah komunitas sejatinya memang berasal dari hobi dan kesukaan yang sama, itulah yang mendasari adanya Berseli. Awal mula tentu hanya dimulai dari beberapa orang saja.

Ketika berbincang dengan Disway Berau, Selasa (28/7) Evriansyah (38) selaku ketua dan penanggung jawab, mengakui berseli terbentuk dari beberapa teman kantor yang hobi bersepeda. Yaitu, dirinya, Doni, Ade, Satria dan Emil.

“Kami itu semua hobi bersepeda, dulu sih mainnya mountain bike. Kalau pakai itu mainnya sampai ke hutan-hutan. Sekarang sibuk dengan pekerjaan. Jadi ketika di tempat kerja bertemu rekan dan semua pada beralih ke sepeda lipat, barulah kami iseng aja dijadikan komunitas,” ungkapnya.

Komunitas semakin berkembang, akhirnya kini beranggotakan 56 orang. Dari banyaknya jumlah itu, mereka berasal dari beberapa latar belakang.

Dikatakan Evri, bersepeda bersama sudah tidak ada batasannya lagi, semuanya sama seperti keluarga. Walaupun, tidak semua secara bersamaan 56 orang aktif gowes bersama.

Kegiatan bersama mereka yang paling ramai ketika hari Sabtu dan Minggu, karena di weekend itu waktu mereka lebih banyak. Tapi tak jarang juga setiap sore mereka gowes bersama. Intinya, ketika memang tidak hujan, walaupun hanya 8-10 orang, tetap mengayuh sepeda.

Selain sore, ada juga dari beberapa anggota komunitas yang menggunakan sepeda untuk bekerja. Karena mereka sebagian ada yang menerapkan

“Bike to work” tujuannya agar menghindari polusi, apalagi jika hanya di daerah kota jaraknya tidak terlalu jauh.

“Kalau seperti di Jakarta, mereka harus bawa sepeda ke kereta dulu.

Kenapa yang lokasi seperti di Tanjung Redeb tidak bisa kita terapkan.

Misalkan tidak usah harus ke kantor, mau beli nasi kuning atau mau ngopi bisa pakai sepeda,” tuturnya.

Bisa dikatakan mimpi tertinggi berseli adalah mengajak orang-orang untuk bisa bersepeda, selain sehat juga bisa menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

“Sekarang sepertinya sudah semakin terwujud karena banyak yang menggunakan sepeda lipat meskipun pandemik begini, semoga akan seterusnya,” ungkapnya.

Selain keinginan itu, berseli memiliki keinginan lainnya. Yaitu bersepeda di kawasan Maratua bersama komunitas. Hal itu sudah direncanakan mereka sejak awal tahun 2020. Namun, karena adanya pandemik kegiatan itu sementara waktu ditunda. Mereka tidak mau mengambil risiko penyebaran wabah saat perjalanan menuju Maratua.

“Jangan sampai tujuan untuk sehat, malah menimbulkan klaster baru, jadi kami tunda dulu,” katanya.

Berseli pun tak segan menjaga hubungan baik dengan para anggota komunitas lainnya. Kadang ketika riding yang jauh, mereka bergabung dengan komunitas lain. Seperti menuju Tanjung Selor. Bagi Evri, bersepeda banyak membantu mereka menemukan teman baru. Apalagi tak sedikit para anggota adalah pendatang di Kabupaten Berau.

“Asyik saja punya keluarga kedua, bisa saling sharing dan belajar. Bisa juga saling ladang bisnis, misalkan ada yang butuh komponen sepeda, kita tidak jarang saling jual beli,” bebernya.

Sejauh ini, kegiatan yang dilakukan Berseli, selain gowes adalah seperti melakukan kegiatan sosial daerah yang terkena banjir. Harapan mereka dari komunitas ini bisa bermanfaat bagi sesama. *RAP/APP


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: