Pengamat: Selisih Pendapatan PDAM Balikpapan Mencapai Rp 42 Miliar

Pengamat: Selisih Pendapatan PDAM Balikpapan Mencapai Rp 42 Miliar

Adhi Supriadi. (ist)

--

Balikpapan, nomorsatu.com - Lonjakan tagihan air PDAM Tirta Manggar Balikpapan jadi polemik. Kini bukan hanya lonjakan tarif atau skema pencatatannya yang disoroti, tapi berkembang hingga adanya kecurigaan selisih pendapatan sampai Rp 42 miliar.

Pengamat kebijakan publik Balikpapan Adhi Supriadi mempertanyakan selisih pendapatan yang ia klaim sebesar Rp 42 miliar. 

Adhi mengaku perhitungannya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, mengenai jumlah pelanggan dan air yang disalurkan pada 2019.

Ia merincikan air yang disalurkan kepada 103.208 pelanggan, sebesar 24.598.268 meter kubik. Kemudian 24 juta sekian meter kubik itu dibagi selama 12 bulan pemakaian. Sehingga rata-rata pemakaian air per pelanggan satu sambungan, yakni sekitar 19,8 meter kubik per bulan.

Jika menggunakan tarif golongan rumah tangga, menurut Adhi, 90 persen pelanggan di Balikpapan masuk dalam kategori tersebut. Maka penggunaan air sebanyak 19,8 meter kubik, dikenai tarif Rp 11.171. "Setelah dikalikan air yang disalurkan dengan tarif itu, hasilnya Rp 274.787.251.828. Sementara pendapatan PDAM yang dilaporkan pada 2019 adalah Rp 232.635.453.987," urainya.

Dari perhitungannya itu, ketemulah angka Rp 42.151.797.841, yang tidak tercatat atau terlaporkan. Adhi meminta direksi PDAM menjawab selisih pendapatan itu. "Saya minta Komisi II DPRD Balikpapan untuk menginvestigasi," ujarnya.

Diterangkannya, eksisting PDAM saat ini memiliki sembilan IPA. Dengan kapasitas produksi 1.300 liter per detik, atau 112.320 meter kubik per hari.  "Sebenarnya cukup untuk meng-cover 667.188 jiwa penduduk Kota Minyak," tegasnya.

Menurutnya, hasil riset kementerian PU, kebutuhan air per orang per hari, yakni 121 liter. Sedangkan dari data PDAM dalam statistik yang dikeluarkan BPS Balikpapan, rata-rata pemakaian air warga Balikpapan adalah 131 liter per orang per hari.

Dengan kebutuhan air tersebut, maka total kebutuhan air 667.188 jiwa per hari yakni 88.735 meter kubik. Angka ini jauh di bawah angka produksi.

Meski dikurangi toleransi kebocoran nasional 20 persen, Adhi tetap yakin nilainya masih bisa memenuhi kebutuhan seluruh warga Balikpapan. "Air yang dialirkan itu dalam perjalanannya sebagian hilang, atau dicuri, kebocorannya 40 persen. Siapa yang menanggung? Pelanggan. Makanya mahal tarif," ungkapnya. (ryn/hdd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: