Pemkab PPU Gelar Workshop Tari Dorong Pelestarian Kesenian Daerah

Penajam, nomorsatukaltim.com - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Penajam Paser Utara (PPU) menggelar workshop tari. Sebagai upaya menanamkan kembali rasa cinta kepada seni. Khususnya budaya daerah berjuluk Benuo Taka.
"Di kabupaten ini terdiri dari berbagai macam suku. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah formulasi yang bisa menyatukan seluruh etnis suku. Dalam sebuah karya seni tari, diharapkan bisa menjadi sebuah karya yang khas dari PPU,” kata Plt Kepala Disbudpar Andi Israwati Latief.
Workshop digelar di Aula Pertemuan Islamic Centre Penajam sejak Selasa (4/8). Akan berlangsung selama 5 hari. Diikuti oleh sekira 30 peserta. Perwakilan sanggar tari se-Kabupaten PPU.
Kegiatan dibuka langsung Bupati PPU Abdul Gafur Mas’ud (AGM). Workshop ini diharapkan mampu menumbuhkembangkan seni tari daerah.
Hal ini penting. Ia mengungkapkan salah satu hal yang meresahkan. Seperti yang selama ini sering terdengar. Yaitu isu pengakuan kebudayaan Indonesia oleh negara lain. "Karena kita kurang mencintai, mempelajari, menghargai bahkan tidak melestarikan kebudayaan daerah yang merupakan identitas negara atau daerah kita," ucapnya.
Oleh karena itu, penting bagi semua untuk bersama-sama melestarikan kebudayaan daerah. Melalui workshop ini peserta dibentuk menjadi motivator bagi masyarakat. Tentu untuk menjaga kelestarian. “Penting bagi kita semua bersama-sama melestarikan kebudayaan daerah," lanjut AGM.
Potensi kebudayaan wajib digali. Dimanfaatkan. Karena tari merupakan salah sumber dayanya masyarakat PPU. "Yang notebenenya merupakan masyarakat yang heterogen," sambungnya.
Dari kelebihan yang dimiliki ini, seyogianya mampu menciptakan seni budaya yang baru. Seni tari dan lainnya. Namun juga tak menghilangkan esensi dari budaya itu sendiri. Cinta itu harus ditumbuhkan.
Lebih lanjut, ia meminta semua peserta untuk dapat mengikuti kegiatan dengan maksimal. Menggunakan waktu yang ada. Untuk menyerap tiap ilmu yang akan disampaikan. "Bertanyalah jika sekiranya ada hal yang belum jelas. Sehingga nantinya, setelah mengikuti workshop ini, pengetahuan saudara dalam mengembangkan kreasi dan inovasi seni budaya terus meningkat," jelas AGM.
Salah seorang peserta, Dahlia bersyukur atas pelatihan ini. Karena mendapat berbagai wawasan tentang adat seni daerah sendiri, Suku Paser. Seperti Tari Ronggeng, Tari Ngarang Juata atau Rembara, Tari Mulung dan banyak lagi. Dia merupakan peserta dari Sanggar Seni Tradisi Uwat Bolum Paser Balik di Sepaku.
"Kedepannya saya ingin semua sanggar seni yang ada di PPU ini menjadi maju dan berkembang. Mampu membawakan tari Paser dengan baik. Bisa semakin dikenal secara luas. Bahkan di dunia," pungkasnya. (rsy/eny)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

