Aroma Kopi, Hijau Matcha, dan 50 Rasa dari Malang: Livin' Fest 2025 Jadi Laboratorium Rasa di Balikpapan
Anak anak muda Balikpapan mulai banyak yang terjun di bisnis kuliner. -Salsabila -
BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Balikpapan Superblock terasa seperti kota kecil dalam kota besar pada akhir pekan panjang November.
Ribuan pengunjung berjalan menyusuri tenda-tenda Livin' Fest 2025, festival nasional Bank Mandiri yang untuk pertama kalinya digelar di Kalimantan.
Empat hari, 20-23 November, kawasan ini berubah menjadi laboratorium rasa. Lebih dari seratus tenant berdiri berjejer mulai dari kuliner, kriya, fashion, layanan publik, hingga brand lifestyle yang membawa varian rasa dari berbagai kota di Indonesia.
Di jalur tengah area kuliner, sebuah antrean di depan booth hitam kecil menarik perhatian. Para pengunjung menunggu gelas kopi susu dengan sabar, meski antrean mengular.
Booth itu milik Kopi Teori, brand asal Makassar yang untuk pertama kalinya membuka lapak di Balikpapan.
BACA JUGA: Berawal dari Pandemi, Pasutri Balikapapan Ini Mulai Merintis Bisnis Kuliner Boxku Food
Aji, penjaga booth, terlihat tak berhenti bekerja. Tangan kirinya menggenggam shaker berisi espresso, tangan kanannya membuka tutup susu segar. "Hari pertama langsung sold out," ucapnya singkat.
Kopi Teori berdiri sejak 2012. Dari Makassar, mereka membawa racikan kopi susu khas Sulawesi Selatan terasa lebih pekat, lebih creamy, dan memiliki karakter rasa yang berbeda dari racikan urban yang banyak ditemui di kota-kota besar.
Yang istimewa, banyak pengunjung berhenti bukan hanya karena rasa kopi. Mereka datang karena rasa rindu. "Setiap jam ketemu orang Makassar," ujar Aji sembari tersenyum. Ada yang datang hanya untuk mengatakan, "Ini rasa yang saya cari,," lalu membeli dua gelas sekaligus.
BACA JUGA: Utamakan Pangan Lokal, Jadi Kunci Keberhasilan Pengembangan Sektor Kuliner di Berau
Kopi Teori datang jauh-jauh dari Makassar, tapi justru menemukan pasar yang paling hangat di Balikpapan. Beberapa langkah dari Kopi Teori, warna hijau lembut mencuri perhatian.
Booth itu milik Atchamarkt, brand matcha premium dari Jakarta yang dibawa oleh Devi Wulandari, 24 tahun.
Rak-rak kecil berwarna putih menampilkan toples matcha dengan label rapi yaitu Shizuku, Yukari, Kinako. Di papan kecil, dua menu utama tertulis jelas Shizuku Matcha Latte 75K dan Kinako Matcha Latte 90K.
Devi berdiri di balik meja, meracik minuman pesanan pengunjung. Ia menakar bubuk matcha, mencampurnya dengan susu, lalu menuangkannya ke dalam gelas.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

