Bankaltimtara

RSUD AWS Samarinda Bantah Ada "Permainan Kamar" Rawat Inap

RSUD AWS Samarinda Bantah Ada

Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD AWS Samarinda, dr Nurliana Adriati Noor-Mayang Sari/ Nomorsatukaltim-

BACA JUGA: RSUD AWS Samarinda Siap Menjadi Pusat Transplantasi Ginjal di Kaltim

"Kalau pasien yang masuk 86 orang per hari, tapi yang keluar tidak sama jumlahnya, maka otomatis ada antrean kamar. Bukan karena permainan, tapi karena perputaran pasien yang tidak seimbang," ujar dr Nana.

Menurutnya, keterlambatan pasien dari IGD menuju ruang rawat inap seringkali disebabkan oleh faktor medis dan teknis yang tidak bisa dihindari.

Ia menegaskan, tidak semua pasien dapat langsung dipindahkan ke ruang perawatan karena ada tahapan stabilisasi yang harus dipenuhi terlebih dahulu.

"Kadang pasien datang dalam kondisi tidak stabil, jadi harus distabilisasi dulu di IGD sebelum bisa naik ke ruang rawat. Kalau dipaksakan naik dalam kondisi belum siap, justru berisiko bagi pasien itu sendiri," bebernya.

BACA JUGA: Dewas RSUD Abdul Rivai Berau Soroti Hambatan Layanan Akibat Prosedur BPJS yang Kaku

Selain itu, sebagian pasien yang akan menjalani tindakan medis atau operasi juga masih menunggu persiapan dari tim IGD.

"Ada pasien yang memang sudah dijadwalkan tindakan, jadi kami tahan dulu di IGD sambil menunggu kesiapan tim maupun alat. Setelah semua siap, baru dipindahkan," Sebut Nana.

Faktor lain yang turut memengaruhi adalah perbedaan jenis kelamin antara pasien yang keluar dan pasien yang akan masuk.

RSUD AWS, lanjut Nana, tidak bisa mencampur pasien laki-laki dan perempuan dalam satu kamar, sehingga terkadang kamar kosong belum bisa langsung diisi.

BACA JUGA: RSUD dr Abdul Rivai Tanjung Redeb Dinilai Perlu Peremajaan Manajemen

"Kalau misalnya yang keluar pasien perempuan, sementara yang mau masuk laki-laki, kami tidak bisa langsung masukkan. Harus menyesuaikan lagi kamar yang sesuai jenis kelamin dan kelas perawatannya," terangnya.

Ia juga menjelaskan bahwa tidak semua kamar bisa digunakan untuk semua jenis penyakit. Ada ruang khusus infeksius yang tidak bisa diisi oleh pasien non-infeksius, begitu juga sebaliknya.

"Peruntukan ruang itu ada aturannya. Kami tidak bisa tempatkan pasien non-infeksius di ruang isolasi karena akan menyalahi standar akreditasi," terang dia.

Selain faktor teknis medis, saat ini sebagian ruang perawatan di RSUD AWS juga sedang dalam proses renovasi. Hal itu menyebabkan kapasitas tempat tidur berkurang untuk sementara waktu.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: