Kemenperin Dorong Hilirisasi Sawit untuk Suplemen Gizi Nasional
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika.-(istimewa)-
JAKARTA, NOMORSATUKALTIM – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan hilirisasi industri kelapa sawit nasional dengan fokus pada pengembangan produk turunan bernilai tambah.
Salah satu langkah strategis yang diambil adalah mendorong pemanfaatan komponen sawit seperti Betakaroten (Pro Vitamin A) dan Tokopherol (Vitamin E) sebagai bahan utama dalam produk suplemen kesehatan.
Langkah ini merupakan bagian dari kontribusi sektor industri dalam memperkuat ketahanan nutrisi masyarakat dan mendukung program nasional makan bergizi gratis (MBG).
Komitmen tersebut dituangkan melalui kerja sama riset kolaboratif antara Kemenperin, Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI), dan PT Kimia Farma Tbk.
BACA JUGA : Dispora Kaltim Kencangkan Ikat Pinggang, Prioritaskan Pembinaan Atlet dan Gelaran Olahraga
“Kolaborasi ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk mendayagunakan potensi kelapa sawit secara lebih maksimal, tidak hanya sebagai komoditas ekspor atau bahan baku energi, tetapi juga sebagai sumber nutrisi yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, dikutip dari Disway.id, Minggu (18/5/2025).
Menurut Putu, kerja sama riset ini akan difokuskan pada pengembangan produk suplemen kesehatan yang dapat diakses masyarakat luas dan berperan dalam penanggulangan stunting dan wasting.
Putu juga menyebut bahwa inisiatif ini sejalan dengan arahan Presiden RI untuk mengoptimalkan berbagai fungsi kelapa sawit dalam mendukung ketahanan nasional.
Selama ini, kelapa sawit telah dimanfaatkan secara luas sebagai bahan baku energi terbarukan melalui biodiesel, serta sebagai sumber pangan melalui produk minyak goreng dan lemak nabati.
BACA JUGA : Wabup Kutai Barat Buka Bimbingan Manasik Haji Massal: Bekal Penting Menuju Tanah Suci
BACA JUGA : Diskominfostandi Mahulu Sambut Baik Pengadaan Internet Gratis dari Pemprov Kaltim
Kini, kelapa sawit juga diarahkan untuk memperkuat sektor kesehatan.
“Dengan pendekatan holistik ini, kita ingin menunjukkan bahwa kelapa sawit memiliki potensi yang sangat luas dan strategis bagi pembangunan nasional, termasuk dalam menjawab tantangan gizi masyarakat,” ujarnya.
Untuk memastikan keberhasilan riset, Kemenperin akan memfasilitasi pertemuan teknis ilmiah bersama para ahli gizi nasional.
Forum tersebut bertujuan menyatukan konsep dan pendekatan dalam pengembangan produk suplemen sawit agar sesuai dengan kebutuhan gizi masyarakat serta standar kesehatan nasional.
BACA JUGA : Kontribusi Pihak Ketiga Dalam Mendukung Berbagai Kegiatan di Berau Masih Rendah
Selain itu, Kemenperin juga akan menjembatani aspek legalitas kerja sama, termasuk pengelolaan kekayaan intelektual, sertifikasi produk, hingga penetapan standar dan persyaratan agar hasil riset dapat diimplementasikan secara luas sebagai program nasional.
“Harapan kami, model pionir riset kolaboratif antara MAKSI dan PT Kimia Farma Tbk ini dapat menjadi langkah awal dari pengembangan industri agro berbasis inovasi. Ini bisa menjadi tonggak sejarah baru yang menempatkan kelapa sawit sebagai solusi bagi permasalahan kesehatan nasional,” pungkas Putu.
Dengan kolaborasi lintas sektor ini, diharapkan Indonesia tidak hanya menjadi produsen kelapa sawit terbesar dunia dari sisi volume, tetapi juga mampu memimpin dalam inovasi produk turunan yang bernilai strategis dan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
