MARA, Menjahit Rasa Pahit Dalam Balutan Pop Lawas

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM — Ditengah geliat musik independen Samarinda yang semakin dinamis, muncul sebuah nama baru yang mulai menarik perhatian.

MARA, band yang terbentuk pada Juni 2024 ini digawangi oleh tiga personel, yaitu Alda (vokal), Jondry (gitar), dan Rifky (drum). 

Berbekal semangat eksplorasi dan kejujuran dalam bermusik, MARA hadir membawakan warna pop dengan nuansa lawas yang melankolis namun hangat.

Dalam wawancara singkat melalui WhatsApp, Rifky, drummer MARA, mengungkapkan awal mula terbentuknya band ini.

BACA JUGA :  Dari Ruang Siaran ke Alunan Alternatif, Bounce Hadirkan Warnai Harmoni di Kota Tepian

“Singkatnya, MARA itu ide awalnya dari Jondry yang punya materi lagu, lalu ngajak Alda dan saya,” tulis Rifky.


Terinspirasi dari musik yang mereka dengarkan sehari-hari, seperti The Beatles, Bilal Indrajaya, dan musisi lawas lainnya, MARA memilih jalur pop dengan cita rasa vintage sebagai identitas musikal mereka.

MARA sendiri telah menghasilkan dua single yang membawa lantunan sayu didalamnya. Diawali “Di Balik Rayu” dan diikuti oleh “Trauma” yang baru saja dirilis kepada para pendengar melalui DSP (Digital Streaming Platform).

MARA bukan sekadar nama yang mudah diingat. Rifky menjelaskan bahwa nama ini diambil dari bahasa Ibrani מָרָה‎ (MARA) yang berarti kepahitan.

“Karena materi lagu-lagu kami memang tentang kepahitan dan kesedihan, jadi kami pilih nama itu,” ujar Rifky.

BACA JUGA :  Novi Umar Sebut Ekosistem Musik Samarinda Lebih Fresh, dan Inovatif

Baginya, kepahitan adalah bagian dari fase kehidupan yang universal, dan MARA hadir untuk menemani para pendengarnya melalui musik yang jujur ​​dan relevan.


“Kami pengen selalu ada jadi teman dan soundtrack kehidupan kalian di masa-masa itu,” lanjutnya.

Meski baru di belantika musik Samarinda, MARA telah tampil di berbagai event lokal dan sempat menjadi pembuka bagi beberapa musisi nasional.

Sumber: