Dok. Samarinda, DiswayKaltim.com - Pemkot Samarinda ingin merangkul Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Tepian untuk membuat 100.000 masker agar bisa dibagikan kepada masyarakat. Namun tidak semua sepakat. Sebab, harga yang ditawarkan pemkot dianggap terlalu murah. Salah satu pengusaha yang enggan disebutkan identitasnya mengaku mundur dengan tawaran harga dari pemkot. Ruginya lebih banyak ketimbang untung. “Kalau dijual Rp 5.000 mungkin masih bisa nutup. Tapi kalau Rp 4.500 paling tinggi, kami harus talangi Rp 500,” terang perempuan ini. Ia menjelaskan harga karet saja per meter mencapai Rp 2.000. Belum lagi bahan kain dan prsoes pembuatannya. Singkat kata, biaya produksi tidak sebanding dengan hasil yang diharapkan. Alasan itu yang membuat beberapa pengusaha memilik mundur. Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda Sugeng Chairuddin angkat bicara. Ia menuturkan pemkot menghargai masker tersebut Rp 3.500 hingga Rp 4.500 per buah. Angka itu disebutkan mendapat penolakan dari pengusaha. Karena tidak sebanding dengan biaya produksi. “Kata pak wali, siapa saja yang bisa membuat masker silakan dibawa ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), nanti dibeli," terangnya. Disinggung adanya sejumlah pengusaha UMKM yang mundur ketika mengetahui harga yang ditawarkan pemkot, Sugeng menyampaikan bahwa pihaknya tidak bisa berbuat banyak. “Yah mau gimana, kalau memang tidak sesuai (dengan harga) mesti diapa?," kilahnya. Ia menambahkan kualitas masker memang yang paling diutamakan. Jenis bahan yang digunakan yakni masker kain. "Mungkin bisa scuba, tapi yah kain yang saya tahu," lugasnya. Diketahui sebelumnya Pemkot juga akan membagikan sembako kepada 24.000 masyarakat. Pendataan akan dilakukan oleh pihak kecamatan dan kelurahan. "Camat dan lurah akan mendata siapa-siapa saja warganya yang berhak menerima sembako akibat imbas dari corona ini," tegasnya. (m4/boy)
Pengusaha Mengeluh, Pemkot Jalan Terus
Rabu 15-04-2020,12:39 WIB
Editor : bayong
Kategori :