Antisipasi Siklus Banjir Tahunan, Pemkab Berau Akan Bangun Posko Permanen di Kampung Terdampak

Selasa 09-12-2025,15:22 WIB
Reporter : Maulidia Azwini
Editor : Baharunsyah

BERAU, NOMORSATUKALTIM - Pemkab Berau mulai merumuskan langkah mitigasi bencana untuk tahun depan.

Salah satunya berencana pembangunan posko bencana permanen di kampung-kampung, yang setiap tahunnya menjadi langganan banjir.

Wakil Bupati Berau, Gamalis, memastikan bahwa program tersebut kini telah memasuki tahap perencanaan. Dan akan menjadi salah satu prioritas mitigasi bencana untuk tahun depan.

Dorongan itu disampaikannya setelah luapan air sungai atau banjir kembali menggenangi sejumlah titik di wilayah hulu seperti Long Ayan, Long Ayap, Tepian Buah, dan Gunung Sari.

Gamalis menjelaskan bahwa wacana pembentukan posko bencana sudah dibahas dalam rapat mitigasi sebelumnya.

BACA JUGA:Dishub Berau: Keberangkatan Speedboat Maratua-Derawan dan Sekitarnya Sudah Terjadwal

Namun, penentuan pelaksanaannya harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.

“Kita sudah sampai pada tahap perencanaan. Karena kondisi keuangan kita hari ini, tinggal kita melihat yang mana lebih awal, yang mana bisa kita belakangkan."

"Nah, mitigasi bencana termasuk posko-posko itu saya kira menjadi bagian yang diprioritaskan,” ujarnya saat ditemui awak media sebelum meninjau lokasi banjir, Selasa 9 Desember 2025.

BACA JUGA:Debit Air Naik ke 22,74 Mdpl, BMKG dan BPBD Berau Minta Warga Bantaran Sungai Kelay Waspada

Meski begitu, Gamalis menegaskan bahwa pembangunan posko bencana, terutama di wilayah yang selalu terdampak banjir, tidak bisa lagi ditunda.

Kampung-kampung seperti di kawasan Tumbit kata Gamalis, menjadi salah satu prioritas karena setiap tahun mengalami kondisi serupa ketika musim hujan tiba.

“Itu harus, khususnya daerah-daerah Tumbit yang selalu terdampak banjir tahunan akan kita lakukan. Insyaallah tahun depan mudah-mudahan,” kata Gamalis.

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan, Gamalis mendorong agar posko yang dibangun bersifat permanen agar dapat dimanfaatkan sebelum banjir terjadi, Menurutnya, pola penanganan selama ini terlalu reaktif dan baru bergerak ketika banjir sudah terjadi.

“Sebaiknya dibuat permanen, karena kita tidak dapat juga tiba masa tiba akal. Ada banjir baru lakukan tindakan. Karena kita sudah tahu ini kejadian siklus tahunan, maka antisipasi bisa kita lakukan beberapa waktu sebelum terjadi,” jelasnya.

Kategori :