BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Pemkot Balikpapan turut waspada akan potensi banjir dan bencana ekologis lain yang akan menimpa Kota Beriman.
Langkah mitigasi untuk pencegahan bahkan sudah dilakukan. Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo menegaskan bahwa pemerintah kota sudah memiliki master plan mitigasi bencana.
Saat ini upaya utama pemerintah adalah meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan warga di wilayah yang rawan bencana.
BACA JUGA: Stok Beras Bulog Balikpapan Dipastikan Aman hingga Nataru, 7.800 Ton Siap Didistribusikan
"Balikpapan kan sudah jelas bahwa kita punya master plan. Kemudian yang kedua, tidak bisa tidak cuaca ekstrem di sini besar sekali. Sehingga curah hujannya bisa dua atau tiga kali lipat dari curah hujan normal," ujar Bagus saat diwawancarai pada Rabu 3 November 2025.
Ia menyebut bahwa pemerintah terus mengingatkan masyarakat untuk waspada di daerah-daerah rawan longsor.
BACA JUGA:Kasus ISPA Tembus 19 Ribu dalam 2 Bulan, DKK Balikpapan: Waspada Cuaca Ekstrem!
Termasuk juga kawasan bantaran sungai yang sering menjadi lokasi anak-anak beraktivitas.
"Yang pertama kita mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada di daerah longsor. Kemudian yang kedua juga tetap setiap minggu melakukan kerja bakti untuk lingkungan.
"Kemudian kalau untuk mitigasi yang sebenarnya, ya jangan sampai ada di daerah-daerah yang rawan bencana, daerah longsor, kemudian tepi-tepi sungai," jelasnya.
Bagus menyampaikan, Balikpapan tidak memiliki kawasan hutan yang luas seperti kota lain di Kalimantan.
Sehingga, strategi mitigasi lebih bertumpu pada pengaturan ruang dan penguatan infrastruktur drainase. Termasuk pengerjaan proyek bendungan pengendali banjir (bendali).
Menurutnya, progres bendali baru akan efektif pada 2026. Saat ini pengerjaan awal menggunakan Belanja Tak Terduga (BTT) sebagai pemancing anggaran.
BACA JUGA:Dipaksa Berhemat Rp 64 Miliar, Dinkes Balikpapan Hentikan Sementara Pembelian Alkes Baru
"Kemarin yang di belakang Das Ampal itu kita pancing dengan BTT kita, ya biaya tak terduga. Tapi mudah-mudahan nanti di 2026, mulai awal tahun, nanti juga ada pantau juga."