Ancaman Bencana Mengintai Balikpapan, Pemkot Perketat Pengawasan Daerah Rawan, di Sini Titiknya

Rabu 03-12-2025,13:52 WIB
Reporter : Salsabila
Editor : Baharunsyah

BACA JUGA:Pemkot Balikpapan Lakukan Pengawasan Pangan Jelang Nataru, Ini Hasilnya

"Kemudian mudah-mudahan ada anggaran dari pusat sama pemerintah provinsi," ungkapnya.

Meskipun potensi banjir bandang di Balikpapan tidak sebesar kota-kota di Sumatera yang memiliki daerah aliran sungai besar dan kawasan hutan dataran tinggi, pola hujan ekstrem yang semakin tidak terprediksi tetap menjadi ancaman serius.

Bagus menegaskan bahwa kejadian di Sumatera harus menjadi pelajaran penting bagi daerah lain.

"Perubahan iklim memengaruhi semua daerah, termasuk Balikpapan. Yang penting adalah menjaga kesiapsiagaan masyarakat, menata aliran air, dan memastikan daerah rawan tetap aman," tuturnya.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan mencatat sepanjang Januari-November 2025 telah terjadi 7 kejadian banjir, 17 genangan air di jalan utama dan kawasan pemukiman, 8 tanah longsor, serta 54 kejadian pergerakan tanah.

BACA JUGA:Setelah Sumatera, Balikpapan Waspada Banjir dan Longsor, Begini Strategi BPBD

Angka tersebut menunjukkan bahwa gangguan permukaan tanah menjadi ancaman paling dominan dibandingkan banjir bandang.

Sejalan dengan pernyataan Wakil Waki Kota, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan, Usman Ali menjelaskan sejumlah titik rawan.

Seperti di wilayah utara Balikpapan, termasuk Gunungsari dan Prapatan. Daerah tersebut memerlukan pemantauan ketat terutama terkait pembangunan perumahan baru di wilayah perbukitan.

"Pengawasan pembangunan di lereng bukit menjadi kunci agar tidak memperbesar risiko longsor dan genangan air. Kami terus bekerja sama dengan pengembang agar konstruksi tidak melanggar aturan tata ruang," tegas Usman saat dikonfirmasi terpisah belum lama ini.

Baginya, kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat sangat penting untuk menekan kerentanan bencana yang dipicu perubahan bentang alam dan penurunan daya serap tanah.

BACA JUGA:Kilang Baru Pertamina Masuki Tahap Operasional, Pemkot Optimis Ekonomi Balikpapan Terdongkrak

Selain langkah fisik, pihaknya terus mendorong pembentukan kelompok siaga bencana di kelurahan, serta pemetaan jalur evakuasi yang mudah diakses warga.

"Masyarakat harus mengetahui apa yang dilakukan ketika hujan ekstrem turun dalam waktu lama, termasuk kapan perlu meninggalkan rumah untuk menghindari risiko longsor," pungkas Usman.

Dengan konsolidasi kebijakan, penguatan monitoring, serta meningkatnya partisipasi warga, Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menargetkan kota menjadi lebih tangguh menghadapi curah hujan tinggi dan fenomena alam yang tak dapat diprediksi.


Kategori :