Sehingga, materi yang disampaikan bisa langsung dipraktekkan dengan menyesuaikan kondisi daerah.
“Kelompok tani kan sudah ada, tinggal mereka itu digerakkan. Kalau perlu Bimtek itu jangan dilaksanakan di luar daerah. Supaya mereka langsung bisa praktek sesuai situasi dan kondisi di Mahulu,” tegasnya.
Selain kakao, Vedelis menyebutkan, bahwa komoditas padi juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Mahulu.
Meskipun selama ini pola pertanian masyarakat cenderung berpindah-pindah dengan sistem tanam padi ladang, namun tak menutup kemungkinan potensi padi sawah juga memiliki peluang besar.
BACA JUGA: Komisi II DPRD Mahulu Minta Pemda Maksimalkan Perhatian di Sektor Pendidikan
Karena itu, ia mendorong pemerintah daerah melalui instansi terkait agar mulai fokus memetakan wilayah-wilayah yang cocok untuk pengembangan padi sawah.
“Sebenarnya kami sudah beberapa kali minta disurvei lahan mana yang cocok untuk buat sawah, karena potensi sawah di Mahulu juga sangat besar. Masyarakat juga sudah mengerti bahwa ladang berpindah-pindah tidak memungkinkan lagi untuk dipertahankan. Karena itu juga salah satu jawaban untuk mewujudkan swasembada padi,” jelasnya.
Legislator Dapil III ini berharap, agar Kabupaten Mahulu dibawah kepemimpinan yang baru ini memiliki fokus yang jelas dalam mengembangkan sektor pertanian.
“Kita berharap agar seluruh kelompok tani betul-betul diperhatikan. Termasuk jalan tani, karena itu juga bagian dari infrastruktur yang mendukung pertanian. Jadi itu harapan saya,” terangnya.