Tekan DBD yang Cenderung Naik, Pemkab PPU Terapkan Program Satu Rumah Satu Jumantik

Jumat 14-11-2025,23:50 WIB
Reporter : Achmad Syamsir Awal
Editor : Devi Alamsyah


banner ppu baru---

PENAJAM PASER UTARA, NOMORSATUKALTIM - Upaya menekan angka Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria di wilayahnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mencanangkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).

Pencanangan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 di SMPN 13, Desa Bangun Mulyo, Kecamatan Waru, Kabupaten PPU, Jumat 14 November 2025

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten PPU, dr Jansje Grace Makisurat, menyebut kondisi terkini yang menunjukkan tren peningkatan kasus DBD dalam tiga tahun terakhir. Peningkatan ini disebut dipengaruhi oleh tingginya mobilisasi penduduk, khususnya di wilayah sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Tahun 2024, Penajam Paser Utara menjadi peringkat pertama nasional penyumbang kasus DBD," ujar Grace.

Baca Juga: Pemkab PPU Dukung Transformasi Pendidikan 2026, Begini Kata Bupati Mudyat...

Data menunjukkan, total kasus DBD pada tahun 2024 mencapai 1.484 kasus, dengan Desa Bumi Harapan mencatat angka tertinggi. Sementara di Kecamatan Waru tercatat 184 kasus pada 2024 Ironisnya, hingga Oktober 2025, kasus di Waru justru meningkat drastis menjadi 224 kasus.

"Dengan Desa Bangun Mulyo menjadi wilayah dengan kasus terbanyak. Kondisi inilah yang menjadikan Waru sebagai pusat pencanangan Gerakan PSN tingkat kabupaten," jelasnya.

Di tengah fokus penanganan DBD, Grace juga menyampaikan kabar baik terkait penanganan Malaria. Kasus Malaria berhasil ditekan secara signifikan. Pada 2023: 1.315 kasus dengan Annual Parasite Index (API) di atas 5, kemudian 2024 API turun drastis menjadi 2,1, dan Oktober 2025, API kembali turun menjadi 0,8.

Baca Juga: Dangrup 4 Kopassus Audiensi dengan Bupati PPU, Bahas Sinergi dan Survei Lokasi Pembentukan Pangkalan

"Ini kemajuan besar. Semoga tetap di bawah 1 agar kita bisa mulai tahapan eliminasi malaria pada 2026 dan mencapai target eliminasi tahun 2027, lebih cepat dari target nasional tahun 2030," harapnya. 

Sebagai tindak lanjut, dalam rangkaian HKN ini juga akan dilaksanakan aksi serentak PSN di 11 puskesmas di seluruh Kabupaten PPU, dengan fokus utama pada wilayah dengan kasus DBD yang tinggi.

Dinkes PPU juga kembali menegaskan bahwa langkah paling efektif adalah pemberantasan jentik, bukan hanya pengasapan (fogging). 

"Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, tidak membunuh jentik. Karena itu kerja bakti membersihkan tempat penampungan air jauh lebih efektif," tegas Grace.

Secara simbolis, pada kegiatan tersebut Dinkes PPU turut membagikan bantuan berupa kelambu dan larvasida (Abate) kepada warga yang telah ditetapkan sebagai penerima, menandai dimulainya gerakan G1R1J di Waru. (*)

Kategori :