Zikir: Metode Pencarian Ketenangan di Tengah Bisingnya Era Digital

Jumat 07-11-2025,14:04 WIB
Reporter : Baharunsyah
Editor : Baharunsyah

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Banyak orang hari ini hidup dalam keadaan online, tapi hati mereka offline terputus dari ketenangan yang sesungguhnya.

Meski rutin online, namun justru jiwa terasa kering karena mungkin sedang terputus jaringan (offline) dengan Yang Maha Kuasa.

Di tengah padatnya aktivitas dan bisingnya hiruk pikuk modernisasi kini, ada satu metode spiritual yang bisa dilakukan tanpa mengambil banyak tempat dan bisa dilakukana dimana pun dan kapan pun. Namanya adalah zikir.  Allah swt berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41).

BACA JUGA:Tak Dijual di Apotek, Memaafkan dalam Islam dan Manfaatnya Bagi Kesehatan Tubuh

DIkutip dari nu online, Ibnu Abbas menafsirkan sebagaimana dikutip Ibnu Ajibah, menjelaskan bahwa setiap ibadah yang diwajibkan Allah memiliki waktu tertentu, kecuali zikir. Allah tidak menetapkan waktu khusus untuknya. (Iqadzul Himam, [Beirut, Darul Fikr: tt], jilid I, halaman 79).

Artinya, zikir tidak mengenal jam aktif, tidak menunggu suasana hati, dan tidak memerlukan ruang khusus. 

BACA JUGA:Benarkah Politik Balas Budi Haram dalam Islam? Begini Penjelasannya

Di sinilah letak keistimewaannya. Zikir dapat hadir di antara kemacetan jalan, di sela makan siang di kantor, atau dalam kesunyian kamar menjelang tidur.

Ia adalah ibadah yang selalu menyatu dengan ritme kehidupan manusia tanpa batas waktu. Imam Al-Qusyairi bahkan menegaskan:

Di antara keistimewaan zikir ialah bahwa ia tidak terikat waktu. Tiada satu pun waktu kecuali hamba diperintahkan berdzikir, baik dzikir wajib maupun dzikir sunnah. Sedangkan salat, walaupun mulia, ada waktu-waktu yang tidak diperbolehkan. Namun zikir dengan hati dapat berlangsung terus dalam segala keadaan.” (Risalah Qusyairiyah, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: 2001], halaman 258).

Dalam keseharian, zikir tidak selalu harus dilakukan secara formal dengan tasbih di tangan atau lafal panjang yang diulang-ulang. Kadang ia hadir dalam bentuk yang sederhana seperti mengucap 'Alhamdulillah' saat tugas selesai, beristighfar setelah menahan amarah, atau membaca 'Bismillah' sebelum membuka laptop untuk bekerja.

Zikir bukan sekadar ritual, melainkan cara hati mengingat Tuhan dalam setiap tarikan napas kehidupan.

Umat Islam dapat berdzikir di mana saja: di tengah kantor yang sibuk, di kendaraan umum yang penuh sesak, atau di antara bisingnya klakson dan layar-layar digital kota besar.

BACA JUGA:Kiat Harmonis Tinggal Serumah dengan Mertua dan Orang Tua Sesuai Anjuran Islam

Kategori :