Ia menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi kreatif menjadi penyangga penting ketika daerah tidak lagi dapat mengandalkan industri ekstraktif.
BACA JUGA: DPRD Kukar Ingatkan Pengawasan Ketat Bantuan Rp100 Juta untuk Ekraf
BACA JUGA: Rosaliyen Dorong Ekraf Kubar Lewat Pemberdayaan Perajin Rotan dan Tenun Lokal
"Komunitas merupakan pondasi keberlanjutan. Ekonomi yang lahir dari kreativitas akan tumbuh seiring perubahan zaman. Festival ini menunjukkan bagaimana warga mengambil peran dalam pembangunan kota," pungkasnya.
Di area festival, 120 tenant UMKM memamerkan produk kuliner, kriya, mode, hingga teknologi digital.
Selain itu, 41 komunitas seni dan olahraga mengisi panggung dengan pertunjukan tari, teater, mural, parkour, musik independen, hingga kelas-kelas kolaboratif bagi pengunjung.
Puncak acara akan diramaikan oleh penampilan Dewa 19, yang diharapkan menarik penonton dari berbagai daerah, sekaligus memperluas jejaring wisata dan promosi lokal.
BACA JUGA: Fest PPU 2025, Ajang Perkenalan Produk Lokal dari Pelaku Ekraf
BACA JUGA: Simpang Odah Etam dan Titik Nol Tenggarong Diproyeksikan Jadi Pusat Ekraf
Dengan keterlibatan lintas kelompok yang semakin besar, Balikpapan Fest 2025 menjadi indikator bahwa ekonomi berbasis komunitas tidak lagi pelengkap, melainkan arus utama dalam pembentukan identitas Balikpapan sebagai kota kreatif di pesisir timur Indonesia.