Dari Novel Populer hingga Wifi Gratis, Perpustakaan Balikpapan Jadi Tempat Favorit Anak Muda

Sabtu 04-10-2025,10:00 WIB
Reporter : Salsabila
Editor : Hariadi

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Di tengah maraknya kafe dan ruang nongkrong, perpustakaan justru kian digemari anak muda Balikpapan. 

Koleksi novel populer, fasilitas wifi gratis, hingga ruang belajar yang tenang membuat Perpustakaan Daerah (Perpusda) Balikpapan menjadi pilihan utama pelajar untuk mengerjakan tugas maupun menyalurkan minat baca.

Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Balikpapan, Kartini, menyebut penyediaan bahan bacaan sesuai minat generasi muda menjadi salah satu fokus utama. 

"Kami mengembangkan koleksi novel, majalah, dan buku ilmu pengetahuan. Koleksi ini didukung anggaran APBD serta donasi masyarakat," ungkapnya kepada NOMORSATUKALTIM.

BACA JUGA: Kunjungan Naik, Buku Fiksi Jadi Primadona di Perpusda Balikpapan

BACA JUGA: Pelajar Kaltim Dalami Sastra, Belajar Membaca dengan Rasa dan Menghidupkan dengan Ekspresi

Bagi Kartini, Perpusda tidak hanya berfungsi sebagai tempat membaca dan meminjam buku, tetapi juga pusat pengembangan keterampilan. 

"Sepanjang 2025 kami mengadakan pelatihan public speaking, kursus bahasa Inggris, dan pelatihan komputer bagi anak dan remaja. Untuk anak berkebutuhan khusus, kegiatan diperluas ke pelatihan membuat tas rajut, kue cheesecake, meracik parfum, hingga menggambar dengan teknik gradasi," urainya.

Selain itu, Perpusda juga rutin menggelar lomba literasi bagi siswa SD hingga SMP. Di antaranya seperti lomba bertutur, melukis, pidato bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, serta lomba membuat dan membaca pantun.

Kartini mengungkapkan, strategi ini menjadi bagian dari Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). Program tersebut juga diarahkan untuk memperluas akses informasi dan memberdayakan komunitas. 

BACA JUGA: Tak Ada Perpustakaan di SDN 005 Batu Majang Mahulu, Pengembangan Budaya Literasi Siswa Terhambat

BACA JUGA: Akses Literasi Masih Jauh dari Merata, Baru 30 Persen Kampung di Berau Punya Perpustakaan

"Kami menyediakan fasilitas inklusif, termasuk teknologi bantu untuk difabel, renovasi ruang agar lebih ramah, sosialisasi layanan lewat media sosial dan situs web, hingga penyediaan ruang belajar berbasis komunitas untuk pelatihan menulis dan wirausaha," sebutnya.

"Kemudian, kami juga memperkuat kapasitas pustakawan melalui pelatihan digital serta membangun kolaborasi lintas sektor dengan dinas dan lembaga terkait," sambung Kartini.

Upaya itu dirasakan langsung oleh pengunjung. Gita, siswi kelas XI SMA Kartika, mengaku cukup sering memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk mengerjakan tugas maupun membaca buku. 

Kategori :