BERAU, NOMORSATUKALTIM – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Berau, Zulkifli Azhari, mengingatkan bahaya serius ketergantungan tenaga kerja lokal pada sektor pertambangan.
Menurutnya, pola pikir yang hanya terpaku pada tambang bisa menjadi bumerang berbahaya bagi perekonomian daerah di masa depan.
“Orang berpikir gaji besar hanya di tambang. Padahal, masih banyak sumber pekerjaan lain yang menjanjikan. Kalau semua lari ke tambang, kita sedang menyiapkan masalah besar,” tuturnya.
Zulkifli mengakui, daya tarik penghasilan tinggi memang membuat tambang menjadi magnet utama. Namun, dibalik itu tersimpan resiko besar.
Ia menilai, jika industri tambang melambat atau berhenti, ribuan tenaga kerja bisa kehilangan mata pencaharian sekaligus.
BACA JUGA:Jalan Sambaliung - Biduk-Biduk Terancam Dibongkar, Wabup Berau Desak Pemprov Kaji Ulang
“Berau tidak bisa terpaku pada tambang. Kalau tambang bermasalah, ekonomi bisa lumpuh. Kita harus siap dengan sektor lain,” tegasnya.
Ironisnya, kata Zulkifli, lapangan kerja di sektor lain sebenarnya masih terbuka luas.
Mulai dari perhotelan, perkebunan, hingga layanan kesehatan, peluang kerja tersedia. Sayangnya, kesempatan itu nyaris tak dilirik masyarakat.
“Peluang kerja itu ada, tinggal bagaimana masyarakat mau melihat. Jangan selalu ukur dengan gaji besar. Lihat keberlanjutan dan kebutuhan tenaga kerja yang terus tumbuh,” ujarnya.
BACA JUGA:Musim Hujan Bisa Jadi Ancaman Serius Kasus DBD, Dinkes Berau Catat 8 Bulan 33 Kasus
Untuk mengantisipasi risiko tersebut, Disnakertrans Berau mempercepat pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK).
Progres fisik tahap pertama saat ini telah mencapai 54 persen dan ditargetkan rampung pada 27 Desember 2025 mendatang.
Selain itu, dinas juga memperluas program pelatihan vokasi serta menjalin kemitraan rekrutmen dengan perusahaan.
Disnakertrans pun aktif menyambangi sekolah-sekolah untuk mendorong terbentuknya Bursa Kerja Khusus (BKK).