Kasus HIV di Samarinda Naik, Ini yang Akan Dilakukan Dinkes Samarinda

Rabu 10-09-2025,15:11 WIB
Reporter : Rahmat Pratama
Editor : Baharunsyah

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM— Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Samarinda, Ismed Kusasih membenarkan tren kasus HIV di Kota Tepian sedang naik.

Kenaikan itu bukan semata karena penyebaran yang meningkat, melainkan akibat upaya screening atau pemeriksaan yang semakin diperluas.

Ia mengatakan saat ini kasus HIV di Samarinda meningkat seiring dengan seringnya pemeriksaan yang dilakukan. Baik oleh Dinkes dan bekerjasama dengan Dinas Sosial.

BACA JUGA:Satpol PP Kaltim dan Dishub Samarinda Tertibkan 13 Jukir Liar di Kawasan Kuliner dan Kafe

BACA JUGA:Pemkot Samarinda Targetkan Relokasi Pedagang ke Pasar Pagi Rampung Tahun Ini

“Kalau meningkat itu sebenarnya karena kita kuat melakukan screening. HIV ini seperti fenomena gunung es, semakin banyak diperiksa maka kemungkinan menemukan kasus juga lebih besar,” kata Ismed di Samarinda, Selasa (9/9/2025).

Ismed menjelaskan, HIV merupakan salah satu penyakit menular yang masuk ke dalam 12 Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan yang diwajibkan Kementerian Kesehatan kepada pemerintah daerah.

BACA JUGA:Siap Dioperasikan, Sekolah Terpadu di Loa Bakung Bakal Diresmikan Mendikdasmen

Karena itu, setiap daerah berkewajiban melakukan penanganan secara konsisten, mulai dari deteksi hingga pengobatan.

“Prinsipnya semakin cepat kita menemukan penderita, semakin cepat pula kita bisa memberikan pengobatan. Tujuannya jelas, kita ingin menekan angka kematian,” jelasnya.

Sepanjang 2024, Diskes Samarinda melakukan screening terhadap hampir 50 ribu orang.

Dari jumlah itu, sekitar 500 orang dinyatakan positif HIV. Sementara pada 2025, hingga September ini, tercatat sudah ada 200 kasus baru yang ditemukan.

BACA JUGA:Wali Kota Samarinda Setuju Demonstrasi Diubah Menjadi Diskusi Publik, Tujuannya Supaya Aksi Tidak Ditunggangi

Seluruh pasien tersebut, kata Ismed, langsung mendapat pengobatan rutin.

"Di tahun 2024 sendiri  sekitar 100 kematian akibat HIV di Samarinda. Angka itu menjadi pengingat bahwa penanganan HIV tidak bisa hanya mengandalkan tenaga kesehatan," jelasnya.

Kategori :