"Pasar ini sudah seperti rumah kedua kami, saya sendiri tumbuh besar dan berjualan di pasar. Kami ingin pasar ini tetap menjadi tempat kami berjuang mencari nafkah, tapi dengan kondisi yang lebih baik dan aman," ujarnya.
Sementara itu, Agustina (46), istri salah satu pedagang beras yang kiosnya juga terdampak, mengatakan bahwa suaminya berjualan beras dan sebagian barang dagangannya aman.
"Kami dapat kabar jam 11 malam dan langsung ke sini. Tidak semua barang terbakar, tapi tetap saja kami merugi," ujar Agustina.
BACA JUGA: BigMall Belum Punya Tim Tanggap Kebakaran, Damkar Samarinda Usulkan Gelar Pelatihan Simulasi
BACA JUGA: Komisi III DPRD Samarinda Sidak BigMall: Kalau Kebakaran Terulang, Kami Rekomendasikan Penutupan
Pasar Segiri sendiri merupakan pusat perdagangan tradisional terbesar di Samarinda. Namun, instalasi listrik yang sudah tua dan kepadatan kios menjadi tantangan besar dalam aspek keselamatan kebakaran.
Pemerintah Kota Samarinda telah merencanakan pembenahan menyeluruh yang mencakup penataan ulang zona pasar, jalur evakuasi, serta fasilitas keamanan dan sanitasi modern pada 2026.
Kebakaran berulang yang menimpa Pasar Segiri menjadi pengingat pentingnya sinergi antara pedagang dan pemerintah untuk menjaga kelangsungan ekonomi tradisional yang selama ini menjadi tumpuan hidup banyak warga Samarinda.