Upah Tak Dibayar Dua Bulan, Karyawan PT SLK Mengadu ke Disnaker Kubar

Selasa 20-05-2025,13:11 WIB
Reporter : Eventius Suparno
Editor : Baharunsyah

KUBAR, NOMORSATUKALTIM – Sejumlah karyawan PT SLK, salah satu perusahan tambang batu bara, mendatangi kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kubar, Selasa (20/5/2025).

Pasalnya, selama dua bulan gaji karyawan tak kunjung dibayar. Rasa frustrasi pun membayangi para karyawan PT SLK. Tidak hanya itu. Pesangon bagi pekerja yang telah berhenti pun belum diberikan.

Kedatangan para pekerja tersebut adalah untuk mengadu. Deki Efendi, salah satu karyawan yang mewakili rekan-rekannya, menyampaikan langsung keluhan tersebut ke Disnaker Kubar.

Ia mengungkapkan bahwa sejak April hingga Mei 2025, gaji mereka tak kunjung cair, meski sudah dijanjikan oleh manajemen perusahaan.

BACA JUGA:Pemkab Kubar Cetak Tenaga Lokal Handal Melalui Pelatihan dan Sertifikasi Operator Ekskavator

BACA JUGA:Dugaan Penampungan Batu Bara Ilegal di Pelabuhan Jelemuq, 2 Saksi Pelapor Diperiksa Kejari Kubar

“Gaji kami sudah terlambat dua bulan. Awalnya dijanjikan tanggal 6 –10 Mei 2025, lalu katanya mundur ke tanggal 13 Mei. Tapi sampai hari ini, kami belum terima sepeser pun,” ujar Deki dengan nada tegas.

Deki menyebut bahwa situasi ini telah menimbulkan kesulitan besar bagi para pekerja dan keluarga mereka. Banyak di antara karyawan yang kini mulai terbelit utang, menunggak pembayaran kebutuhan pokok, hingga terpaksa meminjam uang untuk biaya makan dan sekolah anak.

“Kami ini bukan orang kaya. Kami hidup dari gaji bulanan. Kalau dua bulan gaji tidak dibayar, itu sama saja membuat keluarga kami kelaparan,” tambahnya.

Selain gaji yang belum diterima, Deki juga mengungkapkan adanya sejumlah mantan karyawan PT SLK yang belum mendapat pesangon usai diberhentikan. Hal ini menurutnya merupakan bentuk pelanggaran serius terhadap hak tenaga kerja.

“Teman-teman yang sudah diberhentikan sampai sekarang belum juga dikasih pesangon. Katanya akan dibayar setelah berhenti, tapi nyatanya itu hanya janji kosong. Tidak ada kejelasan,” ujar Deki.

Ia menambahkan, kondisi ini bukan hanya merugikan secara materi, tapi juga menguras mental dan emosi para pekerja. Ketidakpastian dan sikap abai dari pihak manajemen perusahaan membuat para buruh merasa tidak dihargai.

BACA JUGA: Sejumlah Organisasi di Kubar Akan Gelar Aksi Damai Tolak Tambang Emas dan Batu Bara Ilegal

BACA JUGA:Wabup Kutai Barat Buka Bimbingan Manasik Haji Massal: Bekal Penting Menuju Tanah Suci

“Kami ini manusia, bukan mesin. Kami punya hak, punya keluarga yang harus dinafkahi. Kalau perusahaan tidak mau tanggung jawab, lalu siapa lagi yang bisa kami andalkan?” tegasnya.

Kategori :