Untuk diketahui, Virus HMPV menjadi perhatian global setelah dilaporkan merebak di beberapa negara seperti China dan Amerika Serikat.
BACA JUGA : Polres Berau Telah Terima Laporan Kasus Dugaan Pemalsuan Tanda Tangan Bupati
Belakangan, virus ini mulai merebak di Malaysia dan disebut sudah ada sejak lama di Indonesia.
Meski belum banyak dikenal masyarakat luas, virus ini memiliki sejarah panjang dan potensi dampak serius terhadap kesehatan manusia.
Adapun gejala HMPV sering kali menyerupai flu biasa, sehingga banyak orang mengabaikan atau salah mengidentifikasi infeksi ini.
Gejala yang umum meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, napas pendek atau mengi.
Pada kasus yang lebih parah, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, bayi, atau lansia, HMPV dapat menyebabkan bronkitis, pneumonia dan kesulitan bernapas yang memerlukan perawatan medis intensif.
Kelompok tertentu yang memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius akibat HMPV, di antaranya bayi dan anak kecil, lansia, individu dengan penyakit kronis dan individu dengan imunodefisiensi.
BACA JUGA : Ikon Baru Mahulu, Objek Wisata Strategis di Long Melaham Segera Dibangun
HMPV menyebar melalui roplet atau aerosol yang dihasilkan saat batuk atau bersin, ontak dekat dengan orang yang terinfeksi, paparan permukaan atau lingkungan yang terkontaminasi virus.
Masa inkubasi HMPV berkisar antara tiga hingga lima hari setelah paparan. Virus ini dapat menular dengan cara yang mirip dengan virus pernapasan lainnya, seperti influenza dan COVID-19.
Hingga saat ini, belum tersedia obat atau vaksin spesifik untuk HMPV. Namun, ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan virus ini, diantaranya cuci tangan secara teratur, gunakan masker, jaga jarak sosial, ventilasi yang baik, hindari menyentuh wajah, dan terapkan gaya hidup sehat.