Dirut RSUD AWS: Tempat Tidur Kosong Bukan Berarti Tidak Digunakan

Senin 23-12-2024,19:07 WIB
Reporter : Gathan Fahriza
Editor : Baharunsyah

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Direktur RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda dr David Masjhoer menyebut keberadaan tempat tidur kosong tidak serta merta bisa langsung digunakan untuk pasien.

Ia meluruskan salah kaprah yang banyak berseliweran di masyarakat tersebut. Dr David menjelaskan mengenai konsep Bed Occupation Rate (BOR). Atau tingkat keterisian tempat tidur memang sering menimbulkan kebingungan.

BOR adalah persentase penggunaan tempat tidur dalam periode tertentu. Meski BOR RSUD AWS baru mencapai 70 pesren. Ini bukan berarti semua pasien baru otomatis bisa langsung diterima.  

BACA JUGA:Layanan Cuci Darah RSUD AWS: Ribuan Pasien Gagal Ginjal Punya Harapan Hidup Lebih Lama

BACA JUGA:Yuk Intip Fasilitas Instalasi Kedokteran Nuklir di RSUD AWS

"Misalnya, ada 100 tempat tidur, 50 untuk laki-laki dan 50 untuk perempuan. Jika 50 tempat tidur laki-laki sudah terisi penuh dan tempat tidur perempuan masih kosong, maka pasien laki-laki yang datang tetap tidak bisa ditempatkan di area perempuan," ujar Dr David belum lama ini.  

Lebih jauh ia menjelaskan bahwa perbedaan usia, kondisi kesehatan, hingga kebutuhan khusus pasien juga menjadi faktor pembatas.

"Tempat tidur untuk pasien anak berbeda dengan dewasa, begitu juga perempuan hamil tidak bisa digabung dengan pasien kanker. Bahkan ruang isolasi untuk penyakit infeksius tidak bisa ditempati oleh pasien kanker diabetik yang membutuhkan isolasi karena aroma akibat penyakitnya," terangnya.  

BACA JUGA:Ketimpangan Jumlah Antara Guru, Murid, dan Sekolah jadi Kendala Pemerataan Pendidikan di Mahulu

Dengan total sebanyak 537 tempat tidur sesuai SK 2022, RSUD AWS berusaha memenuhi kebutuhan layanan kesehatan di Samarinda.  Namun, Dr David mengingatkan bahwa angka ini hanyalah permisalan jika dibandingkan dengan standar ideal. Yaitu 1 tempat tidur untuk setiap 1.000 penduduk.  

“Kami terus berupaya memenuhi kebutuhan ini, tetapi tantangan tetap ada, seperti keterbatasan sumber daya manusia. Normalnya, rasio dokter ideal adalah satu dokter melayani 1.000 penduduk. Kami masih jauh dari target ini,” tambahnya.

Ia pun mengimbau masyarakat untuk memahami kompleksitas pengelolaan tempat tidur di rumah sakit.

Tidak semua tempat tidur kosong dapat diisi sembarangan karena setiap pasien memiliki kebutuhan yang berbeda. Menurut dr David, ini bukan soal ada atau tidaknya tempat tidur. Tetapi apakah tempat tidur tersebut bisa sesuai dengan kebutuhan pasien.

Terpisah, Kepala Unit Hubungan Masyarakat RSUD AWS, Dr Arysia Andhina memaparkan bahwa kunjungan pasien rawat inap dari Januari hingga September 2024 mencapai 24.514 pasien. Dengan rata-rata 90 pasien masuk setiap harinya.

BACA JUGA:Hanya Ada 8 di Indonesia, RS AWS Samarinda Punya Layanan Kedokteran Nuklir

Kategori :