Selain membangun infrastruktur, mengubah budaya dan pola pikir masyarakat juga menjadi tantangan yang harus dihadapi.
BACA JUGA: Pengurus KONI Berau Resmi Dilantik, Ini Kata-Kata Ketua Baru
BACA JUGA: Kasus DBD jadi Perhatian Serius Pemkab PPU
"Kendala utama daerah yang belum mencapai 100 persen akses sanitasi layak meliputi infrastruktur, penyediaan air bersih, dan budaya masyarakat yang masih bergantung pada sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Perubahan pola pikir ini perlu didorong melalui edukasi tentang hidup sehat," jelasnya.
Langkah Strategis untuk Percepatan
Sri menyebutkan bahwa percepatan pencapaian SBS memerlukan dukungan lintas sektor, termasuk dari pemerintah kabupaten/kota, Kementerian Kesehatan, Pokja penyedia air bersih, dan berbagai pihak terkait lainnya.
"Kita juga berharap pemerintah kabupaten/kota memberikan perhatian khusus terhadap persoalan ini. Kualitas kesehatan dan lingkungan hidup yang baik merupakan indikator penting menuju kabupaten/kota sehat," ujarnya.
Sri menambahkan bahwa pencapaian kabupaten/kota sehat akan berdampak pada terbentuknya provinsi sehat.
BACA JUGA: Pemeliharaan Infrastruktur Jalan di Balikpapan, Dinas PU Lakukan Pengaspalan di Jalan Taman Sari
BACA JUGA: Jatam Kaltim Kecam Perilaku Kekerasan Terhadap Nyawa Warga Adat Paser yang Melayang
"Bukan soal penghargaan, tapi proses untuk mencapai standar kualitas hidup sehat itu yang kita harapkan," katanya.
Budaya masyarakat yang masih menganggap buang air besar di sungai sebagai hal biasa menjadi tantangan besar dalam program ini.
Pemprov Kaltim berupaya mengubah pola pikir masyarakat melalui edukasi dan kampanye hidup sehat.
"Kita harus membangun kultur masyarakat yang sadar pentingnya perilaku hidup sehat. Ini terkait dengan perubahan mindset yang harus terus didorong," pungkas Sri.