Pemuda Tenggarong Menjadi Otak Pembakaran di Gunung Belah, Dipicu Sakit Hati

Kamis 10-10-2024,16:43 WIB
Reporter : Ari Rachiem
Editor : Tri Romadhani

J merasa bahwa tindakannya merupakan cara untuk melampiaskan kekesalan yang telah lama ia pendam.

 

 

Ia juga mengaku merasa kesal dengan kondisi lingkungan di sekitar rumah kosong tersebut, di mana pemilik rumah sering ditegur warga karena tidak merawat properti mereka.

Tersangka J mengakui bahwa ia telah melakukan lima kali percobaan pembakaran, dan aksi-aksinya ini selalu didorong oleh rasa marah dan dendam terhadap lingkungan sekitarnya.

Percobaan pertama dan kedua, menurut pengakuannya, berhasil digagalkan oleh warga setempat sebelum api membesar.

BACA JUGA : PPU dan Paser Punya Potensi Besar dalam Produksi Rumput Laut, Akmal Malik: Harus Kolaborasi

Namun, percobaan ketiga pada 5 September 2024 berhasil menyebabkan kebakaran besar yang memakan korban jiwa.

"Perasaan saya saat membakar rumah biasa saja, tapi setelah kebakaran besar itu, saya merasa kasihan dan menyesal," ungkap J.

Pada percobaan keempat yang terjadi pada 1 Oktober 2024, J mencoba membakar sebuah mobil milik warga karena ia merasa sering dimarahi setiap kali melewati jalan di depan rumah pemilik mobil tersebut.

Beruntung, kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa.

Aksi terbarunya pada 9 Oktober 2024 di rumah kosong tersebut didorong oleh rasa kesal karena rumah tersebut sering dibiarkan dalam keadaan kosong tanpa perawatan.

J menyatakan bahwa ia khawatir rumah kosong tersebut menjadi tempat bagi kegiatan negatif dan merasa pemilik rumah kurang bertanggung jawab.

BACA JUGA : Andi Harun-Budayawan Saling Sahut-sahutan Soal Teras Samarinda

"Saya membakar karena kesal. Warga sering menegur pemilik rumah itu untuk menyalakan lampu atau menjualnya, tapi mereka tidak pernah peduli," jelas J.

Kategori :