Alat berat yang dioperasikan TNI mulai mengeruk Sungai Karang Mumus (SKM). Hal ini sebagai upaya mengurangi debit air di perkotaan.
Samarinda, DiswayKaltim.com - Kawasan Gang Nibung di Jalan dr Sutomo yang dituding penyebab utama banjir Ibu Kota akhirnya dikeruk. Satu alat berat dikerahkan dan dikawal oleh TNI. Gubernur Kaltim menyebut ini sebagai kebijakan darurat.
“Ini kondisi darurat, tidak ada prosedur resmi, tender tidak dilakukan,” terang Gubernur Kaltim Isran Noor saat diresmikannya pengerukkan Sungai Karang Mumus (SKM) di Kawasan Gang Nibung, Senin (15/7/2019) siang.
Isran mengatakan upaya pemerintah melibatkan TNI untuk proyek normalisasi SKM jangan dianggap represif.
“Ini darurat makanya butuh kerja sama. Saya akan kerja sama terus dengan TNI,” tambahnya.
Menurut Isran, kondisi Samarinda saat ini cukup memprihatinkan lantaran sering terkena musibah banjir. Meski pun normalisasi SKM tidak serta merta menghilangkan banjir, tapi cara ini dianggap mampu mengurangi debit air terutama di kawasan perkotaan.
“Yang namanya banjir, bencana alam, itu terjadi dimana-mana. Yang dilakukan ini hanya mengurangi dampak negatif,” terangnya lagi.
Anggaran yang disiapkan mencapai Rp 1,9 miliar dan diberikan langsung kepada TNI. TNI yang akan melakukan pengerukkan atau pun normalisasi di semua titik. Disinggung apakah langkah ini lantaran pemerintah tidak bisa bernegosiasi dengan masyarakat bantaran SKM, Isran tidak banyak berkomentar.
“Pemerintah harus amankan asset dan mengelolanya dengan baik. Saya akan memonitor terus perkembangannya,” tegas mantan Bupati Kutim ini.
Dikonfirmasi terpisah, Kasdam VI/Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subiyanto mengatakan, sekitar 60 personel dikerahkan. “Itu termasuk untuk operasikan alat berat,” katanya.
Mengenai target pengerukkan, pihaknya mengupayakan September mendatang harus selesai.
“Target 1,5 bulan. Kami akan sosialisasi juga kepada masyarakat,” imbuhnya. (m3/dah)