“Padahal cuma itu (BKT,red.) harapan saya untuk bayar kuliah,” keluh Sari kepada nomorsatukaltim.
BACA JUGA:Ada Beasiswa Rp 3,5 Miliar untuk 400 Kader Muhammadiyah, Ayo Siapa Minat?
BACA JUGA:110 Putra-putri Paser Dapat Beasiswa di Poltekkes Kaltim
Tahun ini perempuan berjilbab itu harus pupuskan harapan. Padahal, dua tahun berturut-turut sebelumnya, Sari selali mendapat beasiswa.
Dia kini berprofesi sebagai guru honorer di Kukar. Alasan dia mengambil kuliah S1 lagi karena harus mengikuti alih jenjang profesinya sebagai guru, demi mengejar sertifikasi. Di kampusnya, Sari harus membayar uang SPP per semester sekitar Rp 3,9 juta. Atau Rp 650 ribu per bulan.
Sebagai seorang guru honorer, ia bisa menerima insentif dari Pemkab Kukar. Nilainya hanya Rp 1 juta. Itu tidak semua disisihkan untuk biaya kuliah. Karena Sari juga rupanya sudah berkeluarga dan harus membantu agar dapurnya terus mengepul. Dia pun pasrah. Karena sampai saat ini, uang kuliahnya belum bisa terbayar beberapa bulan.
Kepala Badan Pengelola BKT, Iman Hidayat menanggapi atas aduan tersebut.
BACA JUGA:Rudy-Seno Janjikan Pendidikan Gratis dan Insentif Bagi Tokoh Agama
“Itu yang berkuliah di luar negeri itu yang sudah menerima 3 kali berturut-turut tidak boleh lagi terima,” ungkap Iman.
Ia mengatakan, tidak ada batas penerimaan BKT jalur tuntas luar negeri. Namun pihaknya tetap menjalankan sesuai ketentuan juknis yang berlaku.