Pertahanan Iran Bobrok, Pembunuhan Haniyeh Diduga Dibantu ‘Orang Dalam’ Intelijen

Minggu 04-08-2024,20:47 WIB
Reporter : Baharunsyah
Editor : Baharunsyah

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Iran dilaporkan telah menangkap lebih dari dua lusin orang, termasuk pejabat keamanan dan intelijen usai pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran. Lemahnya keamanan ini dianggap memalukan negara. 

Pembunuhan tersebut dilakukan meskipun tindakan pengamanan sudah ditingkatkan setelah pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian sehari sebelumnya. Berdasarkan laporan dari New York Times dikutip dari Iran International.com, dugaan kuat insiden itu merupakan pekerjaan orang dalam. 

Sebuah laporan oleh New York Times mengatakan lebih dari dua lusin orang ditahan. Meliputi perwira intelijen senior, pejabat militer dan staf di wisma, sehubungan dengan insiden memalukan tersebut.

BACA JUGA:Joe Biden Ajukan Proposal Perdamaian Permanen di Gaza: Hamas Setuju, Israel Pikir-Pikir

Unit intelijen khusus Korps Garda Revolusi atau Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC), kini menjadi ujung tombak penyelidikan. Mereka mengidentifikasi pihak-pihak yang bertanggung jawab. 

“Persepsi bahwa Iran tidak bisa melindungi tanah airnya atau sekutu-sekutu utamanya bisa berakibat fatal bagi rezim Iran, karena pada dasarnya hal itu memberi sinyal kepada musuh-musuhnya bahwa jika mereka tidak bisa menggulingkan Republik Islam, mereka bisa memenggalnya,” kata Ali Vaez, Direktur Iran untuk International Crisis Group, dikutip New York Times.

Insiden ini terjadi dengan latar belakang perang rahasia yang berkepanjangan antara Iran dan Israel. Yang ditandai dengan serangkaian pembunuhan dan sabotase. Para pejabat Iran dan Hamas menuduh Israel mendalangi serangan tersebut. Sementara Israel tetap diam, tidak membenarkan atau menyangkal keterlibatannya.

BACA JUGA:Mahkamah Internasional: Pendudukan Israel di Wilayah Palestina Melanggar Hukum

IRGC menyatakan bahwa Haniyeh dibunuh dengan proyektil jarak pendek dengan hulu ledak sekitar 7 kilogram di Teheran. IRGC juga menegaskan bahwa tindakan ini dirancang dan dilaksanakan oleh rezim Zionis dan didukung oleh pemerintahan kriminal Amerika.


Loyalis Republik Islam menghadiri prosesi pemakaman ketua Hamas yang terbunuh, Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, 1 Agustus 2024.-Iran International-

Ahmad Bakhshayesh Ardastani, anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, mengkonfirmasi bahwa ada penghianat dalam sistem keamanan dan intelijen Republik Islam. Ia menguraikan dua kemungkinan skenario yang menyebabkan kematian Haniyeh. 

"Yang pertama adalah bahwa Israel menggunakan pesawat tak berawak dan menargetkan lokasi dari pegunungan di utara Teheran,” katanya.  

“Skenario kedua adalah tidak ada pesawat tak berawak yang terlibat; sebaliknya, sejumlah penyusup di Iran mereka tempatkan di dekat gunung yang sama dan menggunakan senjata mirip rudal untuk menyerang kediaman Haniyeh."

Namun, laporan media Barat menunjukkan bahwa Haniyeh dibunuh oleh alat peledak yang ditanam jauh di dekat di kamarnya. Kemungkinan besar oleh agen yang direkrut oleh Mossad, Badan Intelijen Israel. Sebuah laporan The Telegraph mengatakan perangkat tersebut ditempatkan di tiga kamar terpisah di wisma tersebut. Menunjukkan kalau operasi ini direncanakan secara cermat dan matang.

BACA JUGA:5 Nahdliyin Bertemu Presiden Israel, PBNU: Bukan Atas Nama Organisasi

Kategori :