BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Penjabat Gubernur Kalimantan Timur (Pj Gubernur Kaltim) Akmal Malik menyoroti potensi kerawanan tinggi dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Tingginya jumlah pemilih dan dinamika politik di beberapa wilayah menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap kerawanan ini.
Kesiapan dalam menghadapi berbagai potensi gangguan dan menjaga stabilitas selama Pilkada menjadi perhatian utama pemerintah daerah dan aparat keamanan.
Menurut Akmal Malik, berbagai potensi kerawanan yang dapat terjadi selama Pilkada 2024 di antaranya pergerakan massa yang besar, distribusi logistik, dan ancaman bencana merupakan beberapa faktor yang harus diantisipasi dengan baik.
BACA JUGA: Dulu Menolak, Kini Mahasiswa Malah Minta Kampanye Politik Digelar di Kampus
Dalam sebuah pernyataan di Samarinda, Sabtu (13/7/2024), Akmal menekankan pentingnya langkah preventif dan koordinasi antarinstansi untuk memastikan keamanan dan kelancaran proses pemilihan.
Kerawanan tinggi ini tidak hanya disebabkan oleh faktor internal seperti jumlah pemilih yang besar, tetapi juga oleh potensi provokasi dan tindakan destruktif yang dapat memicu kerusuhan.
Oleh karena itu, simulasi pengamanan yang dilakukan oleh kepolisian dan aparat keamanan lainnya. Simulasi ini untuk menguji kesiapan dan respons cepat aparat dalam menghadapi situasi darurat.
BACA JUGA: Tarif Kapal Penyeberangan di Sungai Rata Mahulu Dikeluhkan Warga Karena Terlalu Mahal
Simulasi pengamanan Pilkada 2024 diinisiasi oleh Polda Kaltim dan dilaksanakan di eks Bandara Temindung Samarinda. Kegiatan ini melibatkan personel TNI/Polri dan berbagai stakeholder lainnya.
Dalam simulasi tersebut, digambarkan skenario ratusan pendukung calon kepala daerah yang berunjuk rasa di eks Bandara Temindung. Mereka kecewa dan memprotes hasil Pilkada 2024, yang kemudian berujung pada aksi kekerasan karena provokasi beberapa individu.
Aksi demonstrasi semakin memanas ketika ada penyusup yang meledakkan bom, namun berkat kesiapsiagaan aparat keamanan yang sudah terlatih, situasi dapat dikendalikan dengan cepat dan tepat.
BACA JUGA: Bukan Mekanisme Pasar, Harga Tanah di IKN Bisa Ditetapkan Kepala Otorita
Tindakan preventif seperti negosiasi awal dan penanganan tegas terhadap provokator menjadi kunci keberhasilan dalam mengamankan situasi tersebut.
Akmal Malik menilai deteksi dini terhadap tingkat kerawanan yang tinggi ini sangat membantu dalam merencanakan langkah-langkah pengamanan yang efektif.