“Hamas dan faksi-faksi Palestina tidak akan menerima untuk menjadi bagian dari kebijakan ini dengan melanjutkan negosiasi [gencatan senjata] mengingat agresi, pengepungan, kelaparan, dan genosida terhadap rakyat kami,” bunyi pernyataan Hamas.
“Hari ini, kami memberi tahu para mediator tentang posisi kami yang jelas bahwa jika pendudukan menghentikan perang dan agresinya terhadap rakyat kami di Gaza, kesiapan kami untuk mencapai kesepakatan lengkap yang mencakup kesepakatan pertukaran yang komprehensif,” tambah pernyataan itu.
Biden pun dalam pidatonya mendesak Hamas agar menerima kesepakatan tersebut.
“Kita tidak boleh kehilangan momen (untuk mencapai kesepakatan) ini,” tandasnya.
Biden Ditekan Jelang Pilpres
Pengumuman Biden ini muncul ketika upaya gencatan senjata harus tertunda gara-gara agresi militer Israel ke kota Rafah, Gaza selatan. Yang telah membuat sekitar 1 juta orang Palestina mengungsi secara paksa selama sebulan terakhir.
BACA JUGA:Kampus Se-Amerika Protes Penangkapan dan Pembubaran Demonstrasi Mahasiswa Pro Palestina
Serangan mematikan Israel di Rafah tersebut telah menewaskan puluhan warga Palestina dan memicu kemarahan global. Lebih dari 36.000 warga Palestina terbunuh sejak perang dimulai pada awal Oktober 2023.
Daerah ini juga berada di bawah pengepungan Israel, sehingga menyebabkan kekurangan makanan, air, dan bantuan kemanusiaan lainnya, termasuk memicu adanya kelaparan.
Seiring dengan semakin masifnya krisis di Gaza, Biden menghadapi gelombang protes dan kritikan. Karena dukungan militer dan diplomatiknya yang gigih terhadap Israel selama perang.
Para pengunjuk rasa pro-Palestina mencoba memasuki Museum Brooklyn, di wilayah Brooklyn, New York City, AS, Jumat 31 Mei 2024.-REUTERS-
Sebuah jajak pendapat baru yang dirilis pekan ini menunjukkan dukungan warga Amerika keturunan arab kepadanya kurang dari 20 persen. Sementara Biden akan berhadapan dengan pendahulunya dari Partai Republik, Donald Trump, pada pilpres Amerika 5 November mendatang.
Perang Israel yang berkepanjangan di Gaza - yang dapat berlangsung setidaknya selama tujuh bulan lagi, menurut Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi - akan merugikan prospek pemilihan kembali Biden, kata para pengamat.
“Tanda-tandanya sudah jelas. Tulisannya sudah ada di dinding,” kata Josh Ruebner, seorang dosen di program Keadilan dan Perdamaian Universitas Georgetown, dikutip Al Jazeera.
“Dan jika Biden memutuskan untuk melanjutkan dukungan diam-diam kepada Israel selama tujuh bulan ke depan, hal ini tidak hanya akan membunuh puluhan ribu orang Palestina, tetapi juga akan membuatnya kalah dalam pemilu.”
Berbicara kepada Al Jazeera, analis politik Palestina Nour Odeh mengatakan bahwa proposal tersebut tampaknya tidak berbeda dengan proposal yang telah diajukan sebelumnya.