SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Kasus demam berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), bulan Maret ini mengalami peningkatan, sehingga jumlahnya mencapai 2.320 orang.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, di awal tahun 2024 ini, 7 orang meninggal dunia akibat DBD.
Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin menyebut, peningkatan kasus DBD ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi selama beberapa bulan terakhir di Benua Etam, sebutan lain Kaltim.
BACA JUGA: Lonjakan Pemudik di Pelabuhan Semayang Balikpapan Diprediksi Berlangsung 5-8 April 2024
"Meningkatnya kasus DBD di Kaltim diduga akibat curah hujan tinggi yang terjadi beberapa bulan terakhir," kata Jaya, dilansir dari Antara, Senin (25/3/2024).
Jaya mengungkapkan, kasus DBD di bulan Maret ini meningkat 769 kasus dibandingkan Februari 2024.
Kasus DBD tertinggi, kata Jaya, terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan 852 kasus.
BACA JUGA: Fenomena War Takjil Bagi Nonis yang Lagi Viral Tahun Ini, Bagaimana Pandangannya Dalam Islam?
Kota Balikpapan berada di urutan kedua tertinggi dengan 356 kasus. Selanjutnya Kutai Barat dengan 216 kasus.
Sedangkan kasus terkecil ada di Kabupaten Mahakam Ulu dengan hanya 14 kasus.
Tingkat kematian akibat DBD di Kaltim saat ini sebesar 0,17 persen, dengan angka kesakitan atau Incidence Rate (IR) 65,1.
BACA JUGA: Lembaga Adat Paser Tanggapi Isu Agraria IKN: Kami Tolak Oknum Atas Namakan Adat
"Meskipun kasus positif DBD lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, angka kematiannya masih terkendali. Ini artinya, masyarakat sudah lebih tanggap dan segera membawa pasien DBD ke puskesmas atau rumah sakit," kata Jaya.
Jaya optimis, kasus DBD di Kaltim dapat dikendalikan dengan berbagai upaya yang dilakukan, salah satunya melalui program vaksinasi DBD.
Pada tahun 2024, Dinkes Kaltim mendatangkan 5.000 vaksin DBD untuk meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap virus dengue.