Dinas Perpustakaan Terbitkan Kamus Bahasa Berau

Senin 16-10-2023,15:00 WIB
Editor : Hariyadi

Berau, NOMORSATUKALTIM - Edisi pertama Kamus Bahasa Berau diterbitkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Berau.

Penyusunan kamus bahasa daerah Berau ini dilakukan sebagai upaya melestarikan warisan budaya masyarakat asli suku Banua.

Untuk diketahui, Kamus Bahasa Barrau (Banua) ditulis oleh Alm. Muhammad Basyara, M.Sc.

Muhammad Basyara dikenal sebagai budayawan yang telah mendedikasikan sebagian hidupnya bagi pelestarian dan pengembangan kekayaan budaya Tanah Banua.

Kepala Dispusip Berau, Yudha Budisantosa menjelaskan, kamus ini merupakan terbitan dari Dispusip Berau tahun 2022 melalui Program Pembinaan Perpustakaan pada Sub Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Bahan Pustaka.

Tujuannya untuk melestarikan bahasa khas Berau agar tidak hilang termakan oleh zaman. Selain itu, juga untuk menambah jenis koleksi konten lokal dan sebagai bahan rujukan koleksi perpustakaan.

“Saat ini sudah zaman teknologi dan masyarakat sudah jarang yang menggunakan bahasa daerah. Untuk itu agar tidak hilang, diterbitkanlah kamus tersebut,” jelas Yudha Budisantosa, dalam keterangannya kepada Disway Kaltim, dikutip Senin (16/10/2023).

Yudha mengatakan, penerbitan kamus tersebut tidak sembarangan. Karena, pihaknya telah melakukan studi lanjutan terhadap kamus yang disusun oleh salah satu tokoh budaya Bumi Batiwakkal tersebut.

"Sebelum menerbitkan kamus bahasa Berau itu, pihaknya melakukan seminar dan validasi terlebih dahulu. Setelah dirasa sudah layak, lalu dicetak dan diterbitkan. Dan Kami sudah mencetak 100 kamus edisi pertama, dan diberikan kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda),” katanya.

Selain Forkopimda, kamus ini juga akan diberikan kepada perpustakaan yang ada di 13 Kecamatan di Bumi Batiwakkal dan tentunya seluruh kampung.

“Setiap kampung nanti juga akan kita sebarkan, agar masyarakat bisa tahu,” imbuhnya.

Menurutnya, pihaknya memiliki kewajiban untuk melestarikan sejarah budaya, naskah kuno dan bahasa daerah sebagai warisan budaya Berau yang harus dijaga.

"Salah satu caranya ialah melalui pembuatan kamus ini. Selama inikan yang menuturkan bahasa Berau kebanyakan hanya orang tua saja. Bahasa pergaulan kita sudah hampir tidak menggunakan bahasa Berau lagi,” tuturnya.

Ia berharap, dimulaui dari penerbitan kamus ini, masyarakat Bumi Batiwakkal bisa bersama-sama melestarikan bahasa Berau.

"Semoga dengan lahirnya karya pustaka dengan kearifan lokal ini dapat menggerakkan masyarakat untuk melahirkan karya dengan keragaman budaya lokal lainnya," pungkasnya. [RZL]

Kategori :