Alhamdulillah, Tren Kasus Positif COVID-19 di Balikpapan Menurun

Kamis 19-08-2021,06:34 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Satgas COVID-19 Balikpapan mencatatkan penurunan kasus terkonfirmasi positif yang signifikan. Sampai Rabu (18/8/2021), kasus harian berada di angka 88. Pertama terjadi sejak 5 Juli lalu.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan Andi Sri Juliarty menyebut penurunan itu juga memengaruhi nilai Bed Occupancy Rate (BOR) Tempat Tidur (TT) di rumah sakit sampai 50 persen. Begitu juga dengan BOR ruang Intensive Care Unit (ICU) sampai di angka 48 persen. Dari 762 tempat tidur, per kemarin sudah terisi 367. Perawatan ICU juga mencapai 48 persen. Dia menyebut saat ini pemerintah sedang fokus menangani para warga yang melakukan isolasi mandiri (Isoman) di rumah masing-masing. "Ada 88 kasus positif lebih banyak orang berkriteria Orang Tanpa Gejala (OTG) ringan dibanding gejala berat, sehingga yang masuk rumah sakit berkurang," ujar Juliarty, ditemui di Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC), Rabu (18/8/2021). Baca juga: Publik Balikpapan Tanggapi Perpanjangan PPKM, Komentarnya Bikin Terenyuh Kondisi seperti ini dimanfaatkan tenaga kesehatan (nakes) untuk menyempatkan diri beristirahat. Sebagian lagi mulai melakukan vaksinasi ketiga atau booster dengan merek vaksin Moderna. "Jadi Alhamdulillah. Kalau teman-teman divaksin Moderna juga perlu waktu istirahat. Ada yang berefek agak berat, jadi waktu kasus turun bisa dipakai untuk vaksinasi," ungkapnya. Dia menambahkan proses vaksinasi nakes dengan merek vaksin Moderna akan berjalan lebih lambat dari sebelumnya yang menggunakan merek Sinovac. Lantaran ada pertimbangan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI). Dimana efek Moderna dinilai lebih berat ketimbang vaksin Sinovac. Karena itu tidak bisa diberikan secara masif seperti biasanya. Menurutnya vaksinasi kali ini juga tidak bisa dilakukan dengan mengambil persentase 50 persen dari setiap fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Karena dipastikan akan ada masalah nantinya terhadap pelayanan. Katanya, satu unit pelayanan, hanya bisa ditangani satu atau dua orang. Adapun vaksinasi Moderna di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) sudah berjalan. Ada sekitar 200 nakes divaksin. Sementara di RST (Rumah Sakit Tentara) hari ini juga berjalan vaksinasi Moderna untuk 100 orang. "Biasanya bisa langsung ribuan. Di Dome kita buka satu meja vaksinasi untuk teman-teman fasyankes yang kecil seperti Puskesmas," katanya. Di Puskesmas, jumlah karyawannya, biasanya sedikit berkisar antara 20 sampai 25 orang. Nah, agar vaksinasi bisa berjalan tanpa mengganggu pelayanan di Puskesmas, maka Diskes menjadwal vaksinasi para nakes di Puskesmas sebanyak dua orang saja. Tunggu terkumpul 14 orang saja baru bisa vaksin. Kurang dari itu tak bisa dilakukan vaksinasi. "14 orang dalam waktu 6 jam harus selesai. Jadi pengelolaan atau manajemen vaksinnya juga lebih sensitif," tukasnya. Namun demikian, Diskes tetap menargetkan vaksinasi ketiga para nakes di Balikpapan yang jumlahnya lebih dari 7 ribu orang, selesai dalam waktu dua pekan. "Kita maunya dua minggu selesai karena kita mau vaksinasi untuk masyarakat umum. Kalau nakes sudah selesai, vaksinasi masyarakat lebih enak karena bisa meyakinkan masyarakat bahwa walaupun dalam kajiannya Moderna memberi dampak, tetapi alhamdulillah bisa dilewati juga," urainya. Selain itu, Juliarty menekankan keberhasilan Kota Beriman menurunkan kasus terkonfirmasi positif bukan hanya diindikasikan dari jumlah tracing yang dilakukan pemerintah di daerah, melainkan dari temuan kasus yang memang sedang menurun. "Tracing itu wajib dilakukan dan yang dilakukan pemerintah itu kan tidak berbayar. Semua antigen didrop dari kementerian," katanya. Sedangkan penurunan biaya swab PCR mandiri untuk masyarakat umum juga dinilai tidak berkorelasi dengan jumlah penurunan kasus di Kota Beriman. "Logikanya tarif turun semakin banyak yang periksa. Jadi memang kasusnya yang menurun," terangnya. Penurunan tarif swab PCR mandiri juga dikhawatirkan bakal semakin mempermudah syarat perjalanan. Sehingga arus keluar masuk Balikpapan diprediksi bakal melonjak. Juliarty menyebut cara pandang dari sisi kesehatan tidak menitikberatkan hasil pemeriksaan swab PCR. Melainkan seberapa patuh masyarakat terhadap penerapan prokes 5M. Yakni menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Jika disiplin prokes benar-benar diterapkan, maka proses skrining dapat dipastikan berjalan lancar dan dipastikan hasilnya negatif. Namun bila masyarakat belum sepenuhnya bisa mendisiplinkan diri, maka selama itu pula dipastikan hasil skrining masih ada yang positif COVID-19. "Kementerian Kesehatan kan sudah bilang, (hasil swab PCR) jangan dijadikan syarat administrasi. Intinya 5 M yang ditingkatkan,". Dia juga menyebut dari kacamata kesehatan, tidak masalah jika persyaratan penerbangan lebih dilonggarkan. Namun penerapan disiplin prokes menjadi hal utama untuk dilaksanakan. Lantaran hanya disiplin prokes yang benar-benar dinilai mampu mencegah penularan virus corona. "Syarat penerbangan lebih longgar lagi ya enggak apa-apa. Yang penting 5M," tutup Juliarty. (ryn/boy)
Tags :
Kategori :

Terkait