Ketua Satgas COVID-19 Paser Sebut Swab Antigen Acak Buang-Buang Alat Rapid

Jumat 23-07-2021,15:15 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

Paser, nomorsatukaltim.com – Bupati Paser, Fahmi Fadli mengkritik swab antigen acak yang dilakukan Satgas Penanganan COVID-19 di daerah itu. Kepala daerah berlatar belakang dokter itu menilai kegiatan itu “tidak tepat sasaran” dan “membuang-buang alat rapid”.

Pernyataan Fahmi Fadli mengemuka ketika ditanya wartawan soal kebijakan swab antigen acak yang menyasar warga setempat. Selama dua hari terakhir, Satgas gencar melakukan swab antigen acak di tempat-tempat umum, selepas pukul 10 malam. "Itu tidak tepat sasaran. Kalau menurut kami membuang-buang alat rapid (antigen test). Harusnya dilakukan secara tepat, terukur dan terarah," kata Fahmi Fadli. Ia mengaku tak sepakat dengan langkah yang dilakukan satgas, yang menurutnya tidak tepat. Orang nomor satu Paser itu bilang, seharusnya lebih fokus pada warga yang terindikasi positif COVID-19. Yakni dengan melakukan tracing, testing dan treatment (3T). "Seharusnya menelusuri warga (terkonfirmasi positif), ke mana saja dia. Itu yang harus dilakukan, 3T. Bukannya ujuk-ujuk. Itu tak terarah. Ibarat kata, mencari-cari aja, tidak tepat," ujar Fahmi yang memberikan keterangan usai pelantikan Penggantian Antarwaktu (PAW) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Kantor Desa Tapis, Kamis (22/7). Jika dilakukan penerapan 3T dengan benar dan terarah, bupati menyebut mata rantai penyebaran Corona dapat diputus. Namun dengan swab antigen acak, ia meragukan hasilnya. "Tapi kalau (antigen) acak-acak, mungkin 10 orang belum tentu ada yang positif. Baiknya harus dilakukan 3T, supaya efektif dan efisien, tidak membuang antigen seperti itu," terangnya. Berkaitan dengan kesan tertutupnya informasi COVID-19, khususnya klaster yang terkonfirmasi positif oleh satgas, Sebagai Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Paser, Fahmi bilang masih mempelajari etika medis. "Seperti kami ketahui penyakit pasien itu merupakan rahasia. Tapi dalam kondisi COVID-19 seperti ini, kalau tak diketahui kepala desa atau camat, susah melakukan monitoring," pungkas Fahmi. Terpisah, Juru Bicara Satgas COVID-19 Paser, Amir Faisol, enggan berbicara banyak mengenai hal yang dikritisi Bupati Paser. "Ke pak Kabag Ops saja mas," jawab Kepala Dinas Kesehatan Paser itu, saat dikonfirmasi via WhastApp, tadi malam. Menyikapi hal itu, Koordinator Tim Gabungan Patroli Satgas COVID-19 Kabupaten Paser, Sarman menyatakan keheranannya. Ia menyayangkan tak ada pembicaraan dengan tim Satgas, terkait antigen acak yang disoal Ketua Satgas. "Pertanyaan saya, Ketua Satgas itu siapa? kenapa menyampaikan begitu? Kenapa kita tidak dipanggil saja, langsung dibicarakan. Diajak ngomong, ini tidak benar, itu namanya rapat koordinasi, cek dan kroscek, bukannya langsung diberitakan seperti itu," ungkap Sarman yang juga Kepala Bagian Operasional Polres Paser, saat dihubungi via seluler. Menurutnya, pernyataan Ketua Satgas bisa melemahkan semangat Satgas. "Itukan kalau begitu, masyarakat akhirnya ngelawan, nggak mau taat," sambungnya. Terkait pelaksanaan antigen acak, apakah ada perintah dari Ketua Satgas COVID-19 Kabupaten Paser, diungkapkan Sarman, bahwa langka itu sebagai shock terapi kepada masyarakat. "Yang jelas itukan trik ke masyarakat. Diingatkan, disitu ada shock terapi. Itu sudah kewajiban Satgas dimana-mana, karena kita sudah melebihi kapasitas (banyak kasus positif). Terus mau diapakan masyarakat yang tidak taat itu," katanya. "Arahan-arahan itukan yang jelas semuanya dari pusat, dari mana-mana itukan sudah jelas. Bagaimana caranya masyarakat pembatasan-pembatasan sudah jelas, kita awasi (diatas) pukul 22.00 Wita," beber Sarman. Menyikapi pernyataan bupati, Sarman mengatakan, tim Satgas akan diam. "Ya kalau kita dari Satgas ini sudah capek apa gitu, kita akan diam, saya akan lemas saja. Yang seharusnya Satgas itu sekarang sudah semangat betul, dengan adanya seperti itu, ngapain kita pusing-pusing tak ada gunanya," tegasnya. Apakah sementara waktu meniadakan test antigen acak? "Jangan kamu pelintir-pelintir tidak ada. Pokoknya sudah saya diam, tidak ada komentar dari saya," ucapnya. Lanjut Sarman, ia meminta media tidak memberitakan hal itu. "Itu termasuk media yang beritakan, cobalah seperti borok kita sendiri jangan disebarkan ke masyarakat. Kita ini sudah capek siang malam. Tapi malah seperti itu, itukan sama saja dibenturkan sendiri," pungkasnya. Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Kalimantan Timur, akumulasi penderita Corona di Paser 4.969. Dari jumlah itu, 413 menjalani perawatan dan 129 orang meninggal dunia. Jumlah pasien sembuh mencapai 4.427. *ASA/YOS
Tags :
Kategori :

Terkait