Ia juga mengkritik tranparansi proses rekrutmen dan seleksi calon pengurus Perusda. Menurut Bagus, Pemprov Kaltim menutup-nutupi proses rekrutmen itu. Selama ini dewan hanya diberikan nama dan tanggal lahir calon pelamar seleksi.
"Jadi kami belum tahu, yang diumumkan lulus administrasi. Jadi tanpa ada lampiran latar belakang karir dan rekam jejaknya para calon direksi ini," ungkapnya.
Dalam waktu dekat ini, Komisi II memanggil Tim Panitia Seleksi untuk mempertanyakan hasil rekrutmen pergantian direksi. "Untuk mengetahui, sudah sejauh mana proses perekrutan Direksi Perusda. Sudah kami sampaikan rencana kami ini," ucapnya. Meski begitu, Bagus mengapresiasi proses eleksi diumumkan secara terbuka, serta syarat pelamar.
Komisi II berharap Tim Pansel mengutamakan strategi peningkatan PAD yang akan disampaikan para calon.
"Direksi baru harus punya program out of the box. Tidak yang standar-standar saja. Jadi ada ekselerasi, percepatan, inovasi dan kreativitas untuk menggali sumber pendapatan," kuncinya.
TERBUKA
Wakil Ketua Komisi II, Baharuddin Demmu berharap pemimpin Perusda yang terpilih, terbuka soal data kepada publik. Selama ini, direksi Perusda maupun komisaris tidak pernah menyodorkan data ketika diundang dalam pertemuan dengan dewan.
"Akibatnya kalau rapat dengan kami, seolah kebingungan saat kami tanya soal perkembangan perusahaan," kata Demmu.
Sebagai lembaga yang memiliki kewenangan pengawasan, data adalah sumber utama obyek pengawasan. “Apalagi terkait penggunaan dan pengelolaan APBD.
"Itu yang harus dipahami para direktur maupun komisaris," tegasnya. Sebab itu, tegas Demmu, siapapun direksi maupun komisaris yang terpilih nanti, tugas pertama yang harus dilakukan adalah membuka data ke publik. (aaa/yos)