Samarinda, nomorsatukaltim.com – Sejak awal, Gomez tidak memiliki ekspektasi besar saat melawan Persija. Tapi ia tidak percaya kalau Borneo FC Samarinda harus menelan kekalahan. Dengan skor telak 4-0 pula. Meski begitu, Gomez tak ingin menyalahkan pemainnya dan mengakui jika kekalahan ini adalah kesalahannya.
Borneo FC Samarinda tidak bisa menurunkan komposisi terbaiknya saat melakoni laga kedua Grup B Piala Menpora 2021. Melawan Persija Jakarta yang juga mengusung misi wajib menang untuk mendapat poin pertamanya di turnamen ini.
Tak ada nama Amer Bekic (diduga cedera), Hendro Siswanto (akumulasi kartu), Nuriddin Davronov (peminjaman), serta Diego Michiels (cedera) membuat Borneo FC limbung.
Ditambah absennya Wahyudi Hamisi (cedera) yang harusnya bisa ambil debut untuk posisi gelandang bertahan menyusul tidak bermainnya DMF lainnya; Hendro dan Nuri. Sehingga Gomez terpaksa mendorong Komang Teguh untuk mengisi posisi tersebut. Padahal Komang adalah bek tengah murni.
Di posisi bek kanan pun, Gomez kembali harus mengandalkan pemain debutan. Surahman dimainkan sejak awal. Ia adalah pemain ketiga yang bermain di posisi Diego Michiels itu; setelah Iksan dan Lastori. Yang sayangnya Surahman tak bisa memberi kontribusi maksimal. Justru menjadi sebab terjadinya gol kedua Persija.
Di babak pertama, sektor belakang dan tengah cenderung aman. Gianluca tercatat melakukan 4 kali penyelamatan gemilang di 45 menit pertama. Javlon membuat Simic frustasi. Komang dan Sultan Samma juga masih mampu menjaga kedalaman lini tengah.
Tapi titik lemah Borneo FC justru berada di lini depan. Guy Junior yang diplot sebagai penyerang tengah. Dengan ditopang oleh trio Terens, Arya Gerryan, dan M. Sihran tak bisa berbuat banyak.
Arya dan Terens malah lebih sering terlibat membantu pertahanan. Praktis di depan hanya menyisakan Guy dan Sihran. Jauhnya jarak dengan lini kedua membuat sektor serang Pesut Etam mati total.
Kecolongan di masa tambahan waktu babak pertama membuat Borneo FC masih yakin bisa mendapat sesuatu di laga ini. Makanya di awal babak kedua mereka langsung menginisiasi serangan.
Pasukan Samarinda berani bermain terbuka. Tapi lagi-lagi, ditopan beberapa pemain yang merapat ke dekat gawang Andritany pun, Borneo FC tak mampu membuat peluang-peluang bersih. Permainan direct mereka selalu putus oleh bek-bek tinggi Persija.
Keasyikan menyerang, Borneo disengat oleh gol Osvaldo Haay. Salah antisipasi Surahman membuat Osvaldo dengan mudah menaklukkan Gianluca Pandeynuwu yang sudah tampil begitu heroilk.
Gol ketiga Persija yang dibuat oleh Yan Motta kemudian membunuh laga itu. Gol itu sendiri adalah yang kedua kali dibuat Persija di laga itu dengan proses serupa. Yakni memanfaatkan sepak pojok kreasi Marc Klok dan disundul tanpa gangguan oleh duo Motta (gol pertama oleh Thiago Motta).
Tertinggal tiga gol, sebelum akhirnya digenapkan Simic dipenghujung laga jadi 4 gol. Ketimpangan kualitas kedua tim sangat terasa. Bahwa sekuat apa Borneo FC berusaha, mereka tetap kalah kelas. Setidaknya dilihat dari susunan pemain setiap lininya. Maka kekalahan Borneo kali ini tidaklah mengejutkan, tapi tidak dengan skornya.
Mario Gomez setelah laga yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Sabtu 27 Maret petang itu bilang. Bahwa pada babak pertama timnya bermain sesuai harapan. Tapi terus menerus ditekan akhirnya membuat permainan Borneo FC yang didominasi skuat muda. Akhirnya goyah di babak kedua. Meski begitu, pelatih asal Argentina itu tak mau mengeluhkan performa anak asuhnya.
"Kami memang kalah tapi saya tetap memuji permainan anak-anak. Terutama di babak pertama. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya pada turmamen ini kita akan memberikan kesempatan bagi pemain muda.”
"Hari ini Borneo FC kalah 4-0, karena pemain mengalami penurunan di babak kedua.”