Jakarta, nomorsatukaltim.com - Pertempuran sengit antara Armenia-Azerbaijan menyisakan kisah pilu para korban. Guennadi Avanessian, seorang pensiunan polisi, bercerita tentang nasib nahasnya menjadi korban pertempuran. Rumahnya dilalap habis akibat pertempuran tersebut.
Rumahnya berada di Saroyan Street, ibu kota wilayah Nagorno-Karabakh. Sebelum menjadi puing-puing karena ledakan bom, rumah itu berdiri megah dengan teras kayu yang dipenuhi tanaman-tanaman hijau. Namun, kini bangunan itu luluh lantak.
“Saya menghabiskan 2 tahun merenovasi rumah ini dengan tangan saya sendiri. Dan (Presiden Azerbaijan) Aliyex menghancurkannya dalam 2 detik dengan bomnya,” cerita Avanessian, dikutip AFP, Minggu (11/10).
Saat ledakan bom terjadi, Avannessian sedang bersama menantunya di dalam rumah. Dia menyaksikan langsung insiden tersebut.
“Saya berada di sini ketika roket jatuh. Saya mendengar peluit dan saya bergegas ke ruang bawah tanah. Hanya 2 detik lagi, saya bisa terbunuh,” kenangnya.
Avanessian berhasil lolos dan selamat dari pemboman yang merusak total rumahnya. Sedangkan menantunya mengalami cedera akibat dampak bom.
Avenassian mengutuk dalang di balik insiden yang menimpa keluarganya itu. Ia mempertanyakan mengapa hal ini harus terjadi. Terlebih jika Azerbaijan mengklaim Karabakh merupakan wilayah mereka.
“Saya membangun rumah ini untuk hidup dalam damai dan mereka telah menghancurkannya. Orang-orang Azerbaijan membom penduduk sipil. Mereka pembunuh, esktremis,” serunya. Dia juga turut mengutarakan kekesalannya terhadap Turki. Karena mendukung Azerbaijan selama perang.
Pria berusia 70 tahun tersebut berupaya mencari sisa dari rumahnya yang sudah berbentuk tak karuan dengan bantuan sekop. Ia berusaha mengumpulakan barangnya yang masih bisa diselamatkan.
Yang bisa ia temukan hanya koper berisi pakaian anak-anaknya. Sisanya habis menjadi puing-puing. Ia mengaku kebingungan harus mengungsi dan tinggal di mana dalam beberapa waktu ke depan.
***
Pasukan Armenia dan Azerbaijan saling tuding melakukan pengeboman di wilayah sipil pada Sabtu (10/10) pagi, menjelang gencatan senjata untuk mengakhiri pertempuran sengit selama hampir 2 minggu atas sengketa wilayah Nagorno-Karabakh.
Ombudsman wilayah itu, Artak Beglaryan, mengatakan Azerbaijan telah menembakkan rudal ke daerah sipil di Stepanakert. Dalam beberapa waktu terakhir selalu menjadi sasaran roket dan artileri.
“Baku menggunakan gaya #WarCrimes yang sama pada saat-saat terakhir,” kata Artak Beglaryan di Twitter. Ia menambahkan, belum ada informasi tentang korban akibat serangan ini.
Jurnalis AFP di lokasi melaporkan, ia mendengar 2 ledakan di pagi hari. Setelah Armenia dan Azerbaijan menyetujui gencatan senjata mulai Sabtu siang.