Penerbangan semacam itu, tulis Arabnews, dalam 10 tahun pertama mendarat di Istanbul pada Ahad pagi (24 Mei). Tujuannya, untuk mengambil bantuan kemanusiaan dan peralatan pelindung bagi tim medis AS yang memerangi pandemi virus corona.
Ketika pesawat mendarat, Erdogan mengirim pesan kepada muslim AS. Ia menyatakan kembali dukungannya terhadap hak-hak Palestina di Yerusalem dan penolakannya terhadap penindasan Israel.
“Minggu lalu kami menyaksikan bahwa proyek pendudukan dan aneksasi baru, yang tidak menghormati kedaulatan Palestina dan hukum internasional, dilaksanakan oleh Israel,” kata Erdogan.
“Saya ingin menegaskan kembali bahwa Al-Quds Al-Sharif, situs suci 3 agama dan kiblat pertama kami, adalah garis merah untuk semua muslim di seluruh dunia.”
Seperti dilaporkan Arab News, Turki saat ini dalam pembicaraan kontroversial dengan Israel mengenai perbatasan laut yang saling menguntungkan di Mediterania.
“Erdogan berusaha melakukan tindakan penyeimbangan politik yang berisiko,” kata para analis kepada Arab News.
“Saya pikir Turki berusaha untuk menciptakan hubungan ekonomi dengan Israel. Karena manfaat politik dari blokade dan isolasi telah melemah,” kata Ryan Bohl, seorang analis Timur Tengah di perusahaan risiko geopolitik Stratfor.
Tetapi pada saat yang sama, mereka ingin mempertahankan beberapa tradisi simpati untuk Palestina tetap hidup bagi para pendukung yang tersisa yang masih menghargai masalah ini. (bg/qn)