“Kebangkitan Hagia Sophia selain untuk membahagiakan ruh Sang Pembebas, Muhammad Al-Fatih, juga untuk menghidupkan makna nilai-nilai religius Syaikh Aaq Syamsuddin dan nilai-nilai estetika dari Mimar Sinan serta mengembalikan kebahagiaan dalam hati kita semua,” ujar Erdogan.
“Kebangkitan Hagia Sophia adalah simbol dari keadilan, hati nurani, akhlak, tauhid dan persaudaraan dan terangkatnya kembali cahaya peradaban yang dirindukan,” paparnya.
Erdogan menjelaskan, gambar Hagia Sophia ini menjadi jawaban terbaik dari semua serangan. Atas nilai serta simbol mereka sebagai umat Islam di seluruh dunia.
“Kebangkitan Hagia Sophia adalah proklamasi bahwa rantai belenggu pada pintunya, juga pada hati dan kaki kita, telah hancur dan dibuang jauh-jauh. 70 tahun selepas dikembalikannya adzan ke bahasa aslinya (Arab), beroperasinya kembali amanah Al-Fatih, yakni Hagia Sophia sebagai masjid ini adalah tindakan yang bisa dikatakan cukup terlambat,” jelasnya.
“Gambar Hagia Sophia ini menjadi jawaban yang terbaik terhadap semua serangan kurang ajar atas nilai dan simbol kami selaku muslim di seluruh dunia Islam. Turki di setiap langkah yang diambil, menunjukkan bahwa tempat dan waktu bukan lagi sebagai objek belaka. Namun sebagai subjek,” sambungnya.
Melalui perjuangan ini, Erdogan berupaya merangkul seluruh umat manusia. Tujuannya untuk menjadikan peradaban menjadi lebih cerah.
“Melalui perjuangan historis yang kami miliki sebagai bangsa, kami berupaya membangun jembatan yang merangkul seluruh umat manusia, dari masa lalu hingga masa depan untuk peradaban yang lebih cerah,” paparnya.
“Insyaallah. Di jalan yang diridhai ini kita terus berjalan, tanpa henti, tanpa lelah, dengan tekun, dengan penuh pengorbanan, dengan istiqomah hingga mencapai apa yang diinginkan,” tandasnya.
Keputusan itu diumumkan 1 jam usai pengadilan administrasi Turki membatalkan kebijakan Mustafa Kemal Ataturk yang mengalihfungsikan Hagia Sophia menjadi museum pada 1934. Pengadilan lantas memutuskan kebijakan pemerintahan Ataturk yang sekuler itu melanggar hukum.
“Telah diputuskan peruntukan bangunan itu sebagai masjid dan penggunaan di luar itu tidak diperbolehkan secara hukum,” kata Dewan Negara atau pengadilan tata negara di Turki dalam putusannya seperti dikutip Antara dari Reuters, Jumat (11/7).
“Keputusan kabinet yang pada 1934 mengakhiri penggunaannya sebagai masjid dan menyebutnya sebagai museum tidak sesuai dengan hukum,” kata putusan pengadilan.
Erdogan mengatakan, Hagia Sophia yang usianya hampir mencapai 1.500 tahun ini tetap terbuka untuk muslim, umat Kristiani, dan warga asing.
Akan tetapi rakyat Turki berhak mengubah bangunan bersejarah itu menjadi masjid. Erdogan menegaskan, segala kritik yang ditujukan pada alih fungsi Hagia Sophia menjadi masjid merupakan serangan terhadap kemerdekaan Turki.
Pada 24 Juli 2020, Pemerintah Turki mengelar salat Jumat di Hagia Sophia setelah 86 Tahun menjadi museum. Presiden Erdogan pun ikut salat Jumat di Hagia Shopia.
HUBUNGAN DENGAN ISRAEL
Media Arab Saudimengkritik sikap Erdogan terkait Palestinadan Israel. Arabnews menulis, Presiden Erdogan pada satu sisi mengulangi segala kecamannya atas pendudukan dan aneksasi Israeldi Palestina. Namun, pada sisi lain, Erdogan mengizinkan maskapai penerbangan Israel, El Al, untuk melanjutkan penerbangan kargo antara Tel Aviv dan Istanbul.