Timor Leste setelah Pisah dari Indonesia

Jumat 25-09-2020,09:12 WIB
Reporter : Bayu
Editor : Bayu

Pada 30 Agustus 1999, Timor Leste (dulu dikenal Timor Timur) mengadakan jajak pendapat atau referendum. Untuk memilih melepaskan diri atau tetap bersama Indonesia. Timor Timur sebelumnya bagian dari Indonesia sebagai provinsi ke-27. 

Kemudian dilakukan pemungutan suara bagi warga Timor Timur. Untuk memilih apakah akan tetap bersama Indonesia atau menjadi negara sendiri. Referendum yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu mengakhiri konflik yang terjadi sebelumnya, serta memberi jalan bagi mereka meraih lepas dari Indonesia. Timor Leste resmi diakui sebagai negara secara internasional 3 tahun setelah pemungutan suara: pada 2002.

Selama 24 tahun, rakyat Timor Timur hidup dalam konflik, kelaparan, hingga penyakit. Lebih dari 250.000 korban meninggal dampak dari kondisi tersebut. Penyelesaian masalah di Timor Timur mendekati akhir saat diadakannya jajak pendapat pada 30 Agustus 1999.

Penentuan pendapat untuk menentukan masa depan Timor Timur berlangsung lancar dan sukses. Pada saat itu pemilih yang berpartisipasi mencapai 90 persen. Sehingga penentuan pendapat tidak perlu diperpanjang.

Pemungutan suara kala itu diwarnai insiden di beberapa tempat. Salah satunya adanya seorang guru SD yang dianiaya sekelompok orang. Dia berteriak sambil mengatakanm jajak pendapat itu tidak jujur. Karena yang dipekerjakan di Unamet adalah orang-orang CNRT.

Setelah itu punggungnya ditikam hingga tewas. Meski begitu, hasil jajak pendapat tetap dilangsungkan. Hasilnya dibawa ke PBB. Akhirnya PBB mengumumkan hasil penentuan pendapat (jajak pendapat).

Sekjen PBB Kofi Annan di New York mengumumkannya pada Sabtu (4/9) pukul 08.00 WIB. Hasilnya, dari sekitar 450.000 pemilih, 78,5 persen (344.580) warga Timor Timur memilih untuk menolak otonomi, dan sekitar 21 persen (94.388) memilih otonomi. Sedangkan 7.985 suara (1,8 persen) dinyatakan tidak sah.

Menurut Annan, hasil itu menunjukkan bahwa penduduk Timor Timur menginginkan kemerdekaan. Pada saat bersamaan, pengumuman itu juga dibacakan Ketua Unamet Ian Martin, di Dili, yang dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia, Portugal, dan Tetum.

Dalam pidatonya, Annan meminta semua pihak menghentikan segala tindakan kekerasan yang selama 24 tahun mengakibatkan penderitaan di Timor Timur. Meski secara keseluruhan suasana di Timor Timur mencekam, di beberapa tempat, sebagian kecil penduduk sempat melontarkan kegembiraannya dengan berlarian ke jalan dan bersorak sorai. Mereka saling berpelukan dan bertangisan.

Selain itu, meski saat itu artinya Timor Timur lepas dari Indonesia, namun mereka masih melalui proses yang panjang hingga diakui dunia dan mengubah namanya menjadi Timor Leste.

***

Timor Leste baru saja merayakan referendum kemerdekaan ke-21 pada 30 Agustus lalu. Sebelumnya, negara ini merupakan bagian dari Republik Indonesia dan pernah menjadi Provinsi ke-27 di Tanah Air.

Lantas, mengapa Timor Leste yang dulunya bernama Timor Timur ini memisahkan diri dari Indonesia sejak 21 tahun yang lalu? Dikutip dari Britannica, Timor Leste terletak di pulau di bagian timur Kepulauan Sunda Kecil, di ujung selatan Kepulauan Melayu.

Wilayahnya menempati bagian timur pulau Timor, pulau-pulau kecil yang berada di dekatnya ada Atauro (Kambing) dan Jaco, dan kantong Ambeno. Termasuk kota Pante Makasar, di pantai barat laut Timor. Sementara Dili yang menjadi ibu kota adalah kota terbesar di Timor Leste.

SEJARAH TIMOR LESTE

Sejak 17 Juli 1976, Timor Timur atau Timor Leste resmi “bergabung” dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sejarah mencatat, proses integrasi Timor Timur didahului dengan rangkaian invasi militer oleh rezim Orde Baru dan disebut-sebut mendapat dukungan dari pemerintah Amerika Serikat (AS).

Tags :
Kategori :

Terkait