Balikpapan, Nomorsatukaltim.com - Banyak yang bilang Ahmad Basir kelajuan. Ada pula yang menyebut mimpi siang bolong. Faktanya, hasil surveinya tinggi. Basir justru penantang terkuat. Tertinggi nomor dua. Dan diyakini berpeluang mengejar incumbent. Bahkan bisa mengalahkannya.
INFO di atas jelas bukan kaleng-kaleng. Ini hasil survei Agustus 2020. Yang menggarapnya Poltracking Indonesia. Yang founder-nya Hanta Yuda. Yang wajahnya laris di TV One. Pasti muncul bila membahas politik dan kebijakan pemerintah. Apalagi bila yang dibahas kebijakan mbalelo.
Ya, Hanta Yuda memang bersemangat. Berkali-kali menemui Ahmad Basir. Terus meyakinkan bahwa peluangnya mengalahkan urutan 1 cukup besar. Hanta Yuda juga ingin sekali menjadi konsultan Basir. “Dia semangat sekali. Dan mengajukan diri menjadi konsultan kami. Dia yakin kami bisa menang,” kata Ahmad Basir, saat berbincang dengan Disway Kaltim-Nomorsatukaltim.com.
Menurut survei itu, top of mind warga Balikpapan tentang elektabilitas calon wali kota menunjukkan 6 nama. Yakni Rahmad Masud, Ahmad Basir, Thohari Azis, Arita Rizal Efendi, Ida Prahastuty dan Yaser Arafat. Yang tertinggi Rahmad Masud dengan 28 persen. Dan Ahmad Basir tertinggi kedua dengan 15,9 persen. Sementara yang tidak tahu atau belum punya pilihan mencapai 55,4 persen.
Ketika disimulasikan pemilihan 6 calon itu, Rahmad Masud mantap di urutan satu dengan 40,9 persen. Dan Ahmad Basir di urutan kedua dengan 19,7 persen. Dengan yang merahasiakan pilihan dan belum punya pilihan mencapai 39 persen.
Lantas disimulasikan lagi. Bila Rahmad Masud berhadapan dengan Basir. Elektabilitas menunjukkan Rahmad Masud meraih 45,1 persen. Dan Basir 23,5 persen. Tapi masih ada 31,4 persen yang belum menjawab pilihan.
Ini menjadi peluang. Karena menurut survei kemantapan pilihan, masih ada 23,7 persen yang bisa berubah pilihan. Plus, 42,2 persen yang tidak tahu apakah akan berubah atau tidak.
Menurut Poltracking Indonesia, warga Balikpapan yang sudah mantap menentukan pilihan saat ini baru 21,9 persen. Mereka meyakini, 24,9 persen lainnya baru mantap pada hari H pencoblosan. Lalu 13,4 persen baru menentukan pilihan pada masa kampanye. Dan seminggu sebelum pemilihan sebesar 6,6 persen.
Bila melihat angka-angka di atas, peluang Basir untuk menang memang ada. Dan nyata. Karena itulah Basir terus maju ke partai-partai. Mencoba melamar untuk mendapatkan perahu. Namun akhirnya kandas. Bila sudah seperti ini, siapakah sebenarnya penyebab munculnya kotak kosong? (Che/bersambung).