4.254 UMKM di Balikpapan Diusulkan Dapat Banpres

Selasa 22-09-2020,13:00 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Sebanyak 4.254 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Balikpapan diusulkan memperoleh bantuan langsung tunai (BLT). Bantuan tersebut dari pemerintah pusat melalui Kementerian Koperasi dan UKM.

BLT dari pemerintah pusat tersebut merupakan skema Bantuan Presiden atau Banpres. Adapun nilai dari BLT sebesar Rp 2,4 juta untuk setiap usaha mikro.

Tujuan dari program itu untuk menggerakkan roda perekonomian. Sebagai bentuk untuk menambah modal kerja usaha yang dijalani UMKM.

Pelaksana Tugas Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Kota Balikpapan, M Yusuf mengungkapkan bahwa usulan untuk memperoleh BLT itu sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan.

“Dalam hal ini dinas terkait mengusulkan sesuai kriteria. Sedangkan verifikasi data dilakukan pemerintah pusat langsung. Jadi kami, tidak mengetahui berapa yang diterima atau direalisasikan dari usulan yang masuk,” terang M. Yusuf saat dijumpai di kantornya, Senin (21/9).

Baca Juga: Punya Kendala Modal, Bisa Konsultasi di UMKM Care Center Balikpapanhttps://nomorsatukaltim.com/2020/09/01/punya-kendala-modal-bisa-konsultasi-di-umkm-care-center-balikpapan/

Menurut dia, UMKM yang menerima bantuan tersebut agar usaha yang berjalan tetap produktif dan bukan untuk belanja kebutuhan sehari-hari.  Syarat penerima BLT bagi usaha Mikro. Yaitu pelaku usaha mikro tidak sedang menerima kredit dari perbankan khususnya KUR, WNI, memiliki nomor induk kependudukan (NIK), mempunyak usaha mikro yang dibuktikan dengan surat usulan dari pengusul dengan lampiran.

“Di antaranya bukan ASN atau TNI/Polri, bukan pegawai BUMN/BUMD, melampirkan bukti memiliki usaha mikro. Kemudian Kementerian Koperasi yang akan menilai kelayakan terima BLT,” ujarnya didampingi Kepala Seksi bina Usaha Mikro Kecil Menengah, Rabiatun.

Berdasarkan data Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian. Jumlah UMKM di Balikpapan sebanyak 21.410 pada 2019. Jumlah tersebut setiap tahun bertambah.

Adapun sektornya lebih dari 50 persen sektor kuliner. “Dari jumlah itu tidak semuanya memiliki izin atau IUMK. Namun sebagian besar telah memilikinya. Yang belum tetap kami dorong,” tandasnya.

Yusuf menilai sebagian besar UMKM di Balikpapan terdampak pada penjualannya. Sejak masuknya wabah pandemi masuk ke Indonesia. “Yang sangat terasa adalah UMKM oleh-oleh. Sehingga sebagian ada yang beralih ke makanan sehari-hari yang dibisa dijual melalui daring atau online,” imbuhnya. (fey/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait